Fiat Voluntas Tua

Rahasia yang Bukan Rahasia

| 0 comments

“Semuanya itu Engkau nyatakan kepada orang kecil”

Sering sekali kita mendengar begitu banyak alasan orang untuk tidak terlibat dalam karya pelayanan atau karya kerasulan dengan berbagai alasan. Yang sibuk lah, anak masih kecil, tidak ada waktu, tidak punya uang, mengurus ini dan itu. Wah… gak kurang panjang deh litaninya. Tapi herannya selalu ada waktu untuk nonton sinetron yang berjilid-jilid, bisa beli pulsa tiap saat dan punya waktu kongkow berjam-jam di warung kopi bergengsi.

Kalau saja orang-orang ini tahu betapa indahnya melangkah didalam nama Tuhan, melakukan segala sesuatu demi namaNya, pasti mereka tidak akan meninggalkan panggilan pelayanan dan pewartaan. Ehm.. ini bukan berarti bahwa kita semua dipanggil untuk berkeliling melayani seperti para ‘fulltimer’ serupa para murid di jaman Yesus hidup dulu. Betul mereka pergi kemana-mana mewartakan Kabar Sukacita, menyembuhkan orang, mengusir setan dll. Tetapi hal serupa pun dapat kita lakukan dengan profesi kita.

Setiap hari kita berjumpa orang dimanapun juga, termasuk lewat SMS, ketemu di chatroom, YM dan FB. Berarti ada kemungkinan juga bahwa kita bertemu orang-orang yang sedang buta, tidak melihat kasih Tuhan. Ada juga yang lapar perhatian, perlu sapaan, perlu didengarkan. Pasti tidak kurang pula orang lumpuh tak berdaya, menghadapi kesulitan kehidupan. Kalau saja kita memulai hari kita dengan disertai rahmat Tuhan, memikirkan segala sesuatu dengan pola pikir dan cara pandang Tuhan, mengatakan segala sesuatu yang mendatangkan sukacita dan kedamaian, pastilah kemanapun kita melangkah ada suka cita dan damai dihati. Semua orang memuliakan Tuhan karena ada para pewarta kabar gembira yang menyukakan hati mereka, yang menyembuhkan luka hati mereka.

Tapi itu semua hanya dinyatakan kepada orang-orang yang penuh dengan kerendahan hati menyadari bahwa mereka ini miskin. Benar-benar tidak memiliki suatu apapun untuk dibanggakan. bukan pangkat, gelar, posisi dan kekayaan yang diandalkan. Tapi hanya mengandalkan rahmat dan kasih Tuhan yang mampu membuatnya berdiri dan bertahan menghadapi kehidupan hari lepas hari. Semoga kita menjadi orang-orang kecil dihadapan Tuhan, yang memang tidak bisa tidak hanya bisa bersyukur atas rahmatNya yang selalu baru setiap hari, yang memberi kita kekuatan dan kemampuan berbagi suka cita dengan orang lain.

Inilah rahasia yang bukan rahasia,  tapi sayang tidak semua orang mau melakukannya. Padahal kalau kita mulai melangkah dan menyadari semua kelemahan dan kemampuan kita yang terbatas, kita semakin sadar bahwa itu semua terjadi diluar kemampuan kita. Maka  semakin kita terlibat dalam pelayanan, semakin kita mengandalkan Tuhan dalam setiap karya kita, semakin kita menyadari bahwa yang terjadi dalam hidup kita bukan lagi atas kemampuan kita, Dengan demikian tidak ada lagi alasan klise, tidak ada waktu, tidak ada uang, tidak ada kesempatan. Karena itu semua hanyalah rahmat Allah yang tersalur kepada orang lain melalui kita. Orang-orang yang terhibur dan sembuh melalui sapaan dan doa serta karya  kita, mereka mengucap syukur karenanya. Sekali lagi bukan kita tabibnya, tapi Dia-lah yang layak dimuliakan. Selamat melangkah menjadi pewarta Sabda bahagia.

==============================================================================================
Bacaan Injil Luk 10:21-24

“Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.