Fiat Voluntas Tua

Penjala Manusia

| 0 comments

“Kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Kalau saja Yesus hidup di jaman sekarang, membayangkan apa yang akan dikatakanNya saat menghampiri saya sedang bekerja mungkin akan menjadi “Ayo ikut Aku, kamu akan saya jadikan konsultan manusia”. Maklumlah profesi saya konsultan yang pekerjaannya berkeliling membantu perusahaan yang ingin lebih maju lagi. Membantu perusahaan yang sekarang no 1 di pasar Indonesia, tapi tetap ingin menjadi yang terkemuka ditingkat regional bahkan tingkat dunia. Membantu perusahaan yang pusing menghadapi ribuan karyawannya dan mengajak mereka semua ‘lari’ menuju tujuan yang sama. Kalau pengusaha dengan 40-50 orang karyawan mungkin gak perlu konsultan, semua bisa ditangani sendiri. Tapi kalau sudah ribuan dan tersebar dimana-mana dengan berbagai tingkatan… wah wah.. superman lah namanya kalau mau one man show.

Maka saya bisa memahami bahwa konteks panggilan Yesus pada setiap orang, setiap pribadi adalah sesuai dengan pemahaman mereka ‘saat’ itu. Seperti para nelayan yang sedang membongkar jaring atau bahkan bersiap-siap pulang, mereka hanya tahu danau Galilea, kapalnya dan bagaimana menggunakan jaring untuk menangkap ikan. Sehingga saat diajak Yesus, mereka hanya mengandalkan apa yang mereka tahu, betul.. pengalaman dan pengetahuan sebagai nelayan. Bisa terkaget-kaget kalau saat itu Yesus mengajak mereka dengan mengatakan “Mari ikut Aku, kamu akan kujadikan guru.” Lha nelayan tau apa soal pendidikan? Mungkin mereka akan menolak tawaran Yesus waktu itu.

Tetapi dengan kerendahan dan ketulusan hati mereka, secara bertahap mereka mengenali cara Yesus bekerja, menyapa dan melayani setiap orang sambil berjalan berkeliling menjauh danau Galilea, pergi ke desa-desa dan kota-kota lain bahkan mengajar. Setelah 3,5 tahun hidup bersama Yesus, barulah Ia mengatakan : Pergilah, sekarang saatnya kamu melakukan apa yang Aku lakukan. Jadikanlah semua bangsa muridKU. Aku menyertai kamu sampai akhir jaman.

Sebenarnya intensi ‘ajakan’ atau ‘panggilan’ Yesus masih sama sejak di tepi danau Galilea dan saat perpisahan dengan para murid 3,5 tahun kemudian. Tapi Yesus menggunakan paradigma dan pemahaman para murid yang nelayan, serta memberi tenggang waktu bagi mereka untuk memahami panggilan dan ajakanNya. Setelah dirasa cukup waktunya, maka mereka melangkah disertai pimpinan Roh Kudus.Jadi jelas tidak mungkin Yesus memanggil kita untuk sesuatu yang tidak kita pahami, tidak kuasai atau diluar kemampuan kita.

Sekarang pun tugas itu masih relevan untuk kita semua. “Pergi keseluruh dunia” yang dilakukan para murid waktu itu, keluar dari Yerusalem menuju Yudea, Samaria sampai ujung bumi. Nah, sekarang malah kita tidak perlu melangkah keluar ruang kerja dan keluar rumah. Malah dunia ada didepan kita lewat internet, menembus berbagai belahan kota dan dunia. Saya hanya  bisa tersenyum dan mengucap syukur pada Tuhan melihat traffic di blog saya ternyata datang dari berbagai belahan dunia, padahal saya gak kemana-mana. malah belum pernah datang ketempat mereka tinggal. Well… bersyukurlah kita yang hidup di dunia dengan teknologi informasi yang memungkinkan kita pergi keseluruh dunia tanpa meninggalkan dunia tempat kita tinggal. Aneh tapi nyata?

Yesus akan memanggil kita dan mengajak kita bersama Dia memberitakan Kabar Sukacita, lewat profesi kita, apapun namanya. Bahkan lewat keseharian kita. Nothing more, nothing less. Kalau saja kita pergi berdiri dan mengikut Dia, maka Dia akan juga terus mendampingi langkah demi langkah akan apa yang harus kita pahami dan pelajari. Hati yang tulus dan mau dibentuk, hanya itulah modal menjadi penjala manusia.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 4:18-22

“Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Leave a Reply

Required fields are marked *.