Fiat Voluntas Tua

Hidup Untuk Apa Ya?

| 0 comments

Pernahkan kita memikirkan atau merefleksikan hidup ini untuk apa? Bayangkan, setiap hari kita bangun pagi, lalu olah raga atau gerak-gerakkan badan untuk memulai kehidupan, ternyata kita masih bernafas, masih mendengar dan masih melihat, cuci muka, lihat jam dinding, terus melanjutkan aktivitas lain, baca koran atau lihat televisi atau periksa Handphone apakah ada sms/chat/email/ berita penting yang masuk. Lanjut dengan mandi, berpakaian, sarapan, berdandan untuk cantik atau ganteng, lalu beres-beres tas kerja dan siap menuju kantor.

Semua ini sebenarnya untuk siapa? Tentu untuk orang lain, kita ingin menarik bagi orang lain, cantik atau ganteng dilihat orang dan harum bagi orang lain, karena kita tidak bisa melihat diri sendiri serta tidak bisa mencium bau tubuh kita sendiri, tapi rela membeli parfum, bahan dan alat kecantikan yang mahal yang hanya bertahan beberapa jam saja.

Tiba di kantor, setumpuk pekerjaan sudah menunggu, apakah itu untuk kita? Bukan, itu untuk pemilik perusahaan, supaya untung semakin banyak, perusahaan semakin berkembang dan harta/aset pemilik perusahaan semakin banyak, maka sebagian kecil dari itu adalah untuk kita. Apalah pemilik pernah mengucapkan terima kasih? Sangat langka atau jarang terjadi, malah sebaliknya kita yang harus berterima kasih dan berhutang budi pada kebaikan perusahaan dan dituntut loyalitas, toh kita hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna. Seandainya terjadi kerugian, tentu para hamba pula yang pertama mendapat hukuman pertama kali, mulai dari sasaran kemarahan, tidak ada kenaikan gaji, pemotongan gaji hingga PHK.

Setelah seharian di kantor, membuat orang lain senang, membuat perusahaan maju dan untung, semata-mata untuk kita mendapatkan sebagian kecil keuntungan tersebut dan dapat membiayai perjalanan hidup sehari-hari, hingga sore atau malam hari, dan kembali lagi ke rumah dengan perasaan lelah, lusuh, lapar, lengket, dan sebagainya. Walau ada juga yang masih melanjutkan berelasi dengan menikmati kehidupan social network atau sekedar clubbing, tetapi setelah itu akan pulang ke rumah juga, makan, bersih-bersih diri dan melihat atau mendengar pesan-pesan yang ada dirumah, lalu pergi tidur untuk beristirahat sejenak. Demikian seterusnya hingga kita pensiun atau Tuhan memanggil, terkadang waktu berjalan dengan cepat tanpa terasa kita sudah semakin lamban. Tanpa tahu apa yang telah menjadi histori atau masih misteri, tanpa ingat apa yang telah kita lakukan.

Untuk itu, marilah sadari hidup dan hakekatnya, bahwa kita diciptakan untuk menciptakan kedamaian, kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan bagi sesama dan lingkungan hidup, jangan biarkan terjerumus dalam rutinitas mati, mari lakukan sesuatu yang berarti selagi masih hidup di dunia ini, mulai dari hal-hal kecil, tersenyumlah, rendah hati, meminta maaf jika salah dan mengucapkan terima kasih.

Kita ini bekerja untuk menyenangkan dan menguntungkan orang lain, dengan begitu akan dapat ikut menikmati sebagian kecil keuntungan tersebut. Coba seandainya bekerja seenaknya dan merugikan, dapat dipastikan tidak lama kemudian, kita juga akan menanggung sengsara karena kehilangan kerja, lalu kehilangan penghasilan.

Berharga atau tidaknya hidup ini, hanya kita sendiri yang bisa menentukan, bukan orang lain, karena kebahagiaan ada pada hati dan nilai hidup ada pada sikap dan perilaku kita, semua itu seharga sebait doa kita yang dikabulkan Tuhan.[Samsi Darmawan]

==============================================================================================

Lukas 17:7 – 10

“Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.