Fiat Voluntas Tua

AAY: Ada Apa dengan Yesus?

| 0 comments

“Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”

Berada di zona nyaman, atau pada saat PW – Posisi Wuenak, memang bisa membuat seseorang terlena dan tidak sadar akan bahaya yang mengancam dirinya. Tetapi juga bila terlalu khawatir tidak menyehatkan juga, malah bisa jadi parno. Demikianlah yang selalu dialami oleh seorang pemimpin. Saat ia dipercaya menjabat suatu posisi, maka tanpa perlu kecemasan berlebih ia harus dapat mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan kepadanya. Diakhir kepengurusan atau  di akhir masa jabatannya tinggal mempersiapkan LPJ – Laporan Pertanggungan Jawab. Kalau kerjanya baik sesuai dengan visi dan program yang dibuat dan terdokumentasi, why worry ? Kalau kerjanya buruk, wajar saja kalau cemas dan takut karena nama baik bisa tercoreng, bahkan bisa tidak diperjuangkan untuk masa kepengurusan berikutnya.

Umumnya memang mereka yang ‘di atas’ cenderung untuk takut posisinya tergeser atau tersisihkan, terutama bila dirasakan ada ‘pesaing’ baru muncul. Repotnya pesaing itu bisa dianggap sebagai musuh, walaupun datang dari dalam. Seseorang yang berprestasi baik disekitarnya, justru dianggap pesaing yang patut dilenyapkan. Kalau sudah begini, tidak heran kalau kaderisasi berjalan ditempat. SMS Susah Melihat orang Sukses. Padahal kemajuan bersama adalah hasil kerja keras banyak orang, mana ada pemimpin bisa bekerja sendiri untuk mencapai keberhasilan?

Itulah yang dialami oleh Herodes. Setelah menahan malu  akibat teguran Yohanes Pembaptis akan kelakuannya menikahi Herodias, ia akhirnya mengijinkan Yohanes dipenggal kepalanya demi mengamankan ‘posisi’nya sebagai raja. Maka bagi pemimpin yang menghalalkan segala cara, apapun akan dilakukannya asal posisinya ‘aman’. Siapapun tidak ada yang boleh menandinginya, termasuk Yesus, yang namanya banyak disebut-sebut orang.

Maka tidak heran bila kehadiran dan ketenaran Yesus membuatnya cemas, membuatnya gerah. Sama dengan para ahli Farisi yang selalu ingin mencari celah untuk menjatuhkan dan menangkap Yesus yang sering menegur mereka.

Injil hari ini mengajak kita berefleksi sejenak untuk berkaca diri, kita akan memilih bagian yang mana? Kalau kita pemimpin,  siapkah kita menerima teguran dari siapapun yang mengingatkan kita akan segala tindak tanduk kita? Siapkah kita mempertanggungjawabkan  atas setiap tugas yang dipercayakan? Apakah kita pemimpin yang selalu bisa mendengarkan ‘arus bawah’? Jangan-jangan kita juga tidak siap untuk lengser, dengan tidak mempersiapkan pengganti yang lebih baik dari kita. Kita lebih sibuk dengan berbagai cara  ‘mengamankan’ posisi diri sendiri, daripada mendidik lapis berikutnya untuk menggantikan kita.

Atau kita juga tidak siap bertindak seperti Yesus dalam menerima konsekwensi dari setiap pewartaan? Memilih posisi yang aman hanya dengan memberitahukan hal-hal yang baik dan tidak berani mengarahkan orang lain untuk kembali ke jalan yang benar. Lebih baik tidak berkata ‘keras’ tapi memilih yang lembut dan sedap didengar orang lain. Memilih berperan sebagai ‘God Father’ bagi semua orang daripada ‘Bad guy”, menjadi orang yang tidak disukai karena berani menegur bilamana ada hal-hal yang perlu diluruskan. Semoga kita juga bukan  termasuk golongan umat yang sering mengkritik homili romo yang rada ‘pedas’ dan membuat merah telinga.

Kalau begitu Ada Apa dengan Yesus? Kalau Yesus memberitakan Kabar Baik , mengapa Herodes  harus cemas? Firman memang harus diberitakan, baik atau tidak baik waktunya. Suka atau tidak suka untuk mendengarnya. Karena Firman-lah yang memberikan kehidupan, yang mengembalikan kita kepada kehidupan dan agar kita  tidak kehilangan ‘hidup abadi’ akibat menolak Sang Sabda.

===============================================================================================

Bacaan  Luk 9:7-9

“Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus”

Leave a Reply

Required fields are marked *.