Fiat Voluntas Tua

Semangat Martir = Jihad?

| 0 comments

Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya.

Penasaran dengan arti kata Jihad yang sering digunakan untuk menyerang atau perang, akhirnya saya menemukannya di Wikipedia sbb: Dalam Islam, arti kata Jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi.

Hal perjuangan iman juga disemangati dari bacaan Injil hari ini. Berjuang bagi kebenaran, berjuang bagi prinsip iman yang tak terkompromikan juga dilakukan oleh para martir. Mereka rela mati daripada menyangkal imannya manakala harus berhadapan dengan penguasa yang menjatuhkan hukuman mati.

Lalu bagaimana kita harus bersikap menghadapi hidup ini? Banyak tantangan terutama godaan dimana kita sering dihadapkan pada situasi yang bertentangan dengan iman dan keyakinan kita. Godaan untuk korupsi waktu dan pemanfaatan jabatan, godaan untuk mendapatkan penghasilan extra diam-diam, godaan untuk menjalin hubungan diluar pernikahan sah, juga godaan untuk ‘membocorkan’ rahasia perusahaan , bahkan godaan untuk ‘mengamankan’ posisi dengan berbagai cara dsb. Dimana-mana godaan itu tidak ada yang sulit bahkan mengenakkan dan memabukkan diri. Sekali enak, dua kali masih enak akhirnya jadi keterusan deh.

Maka kalau dikatakan menjadi pengikut Kristus itu harus menyangkal diri, adalah berat sekali karena kita harus mengakui bahwa kita lemah, mudah tergoda dan berusaha sekuat mungkin melawan godaan dan berkata ” Aku tahu aku lemah, tapi aku tidak akan melakukannya  demi Kristus.” Menyangkali diri adalah keadaan dimana kita menolak keinginan ‘daging’ seperti  percabulan, kecemaran, hawa nafsu,   penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainyA (Gak 5:19-21).

Demi Kristus yang telah menderita sengsara, wafat dan bangkit agar kita mendapatkan rahmat keselamatan, kita mau ikut memikul salib penderitaan. Memikul salib termasuk menanggung akibat dari penolakan kita diatas. Bisa jadi kita dikucilkan karena tidak mau ikut-ikutan korupsi, kita memilih menghadapi kesulitan membina hubungan dengan pasangan daripada mencari solusi diluar rumah, kita memilih hidup sederhana daripada foya-foya dengan uang panas, bahkan kita memilih tidak naik pangkat bahkan di mutasi daripada harus kompromi dengan dosa. Seorang kawan bahkan memilih tidak menikah daripada meninggalkan imannya demi orang yang dicintainya. Cinta Kristus lebih besar bagiku daripada cintaku padanya, demikian ulasnya.

Maka mengikuti Kristus adalah suatu keputusan yang harus terus menerus dibuat setiap hari, apa yang menjadi pilihan kita, siap menanggung akibat dari setiap keputusan. Dan akhirnya menerima setiap konsekwensi dengan damai sejahtera. Konsekwensi apapun akan kita hadapi karena kita yakin Kristus tidak pernah meninggalkan kita, kita akan diberi kekuatan extra saat kita merasa letih dan lesu dalam menanggung salib kehidupan yang berat. Menjadi setia adalah keputusan yang dibuat dari hari ke hari. Semoga kita bertahan sampai garis akhir. AMDG

==================================================================

Bacaan Injil Markus (8:34 – 9:1)

Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid- Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu; Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah datang dengan kuasa.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.