Fiat Voluntas Tua

Antara Aturan dan Yang Diatur

| 0 comments

Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat

Alangkah senangnya kalau hari-hari sudah mendekati weekend, terutama kami kaum profesional dan pekerja yang setiap harinya berpacu dengan waktu. Segala rencana dikepala di test dan di analisa mana yang lebih menghasilkan kenikmatan dan kenyamanan selama 2 hari sabtu dan minggu nanti ini.  Nothing wrong with that.

Tapi ada hal yang terlupakan bahwa sebenarnya satu hari sudah harusnya disediakan untuk beristirahat dari kesibukan dan untuk memuliakan Tuhan. Itu sudah ditetapkan sejak jaman penciptaan dimana Tuhan dipercaya dengan kaca mata iman, beristirahat di hari ketujuh, bukan hari keenam dan ketujuh lho. Hari yang khusus digunakan untuk berhenti dari segala kesibukan pekerjaan dan kembali merenungkan kasih dan rahmat Tuhan.  Kita justru dapat bonus 2 hari istirahat setiap minggunya. Saudara kita yang muslim memilih hari Jum’at sebagai hari berdoa berjamaah, sedangkan kelompok kristiani memilih hari Minggu karena hari Minggu adalah hari kebangkitan Jesus Kristus. Saudara kita dari Gereja Adven memilih hari Sabtu sebagai hari untuk memuja Tuhan. Hari dimana tidak diadakan kegiatan apapun termasuk pesta dan arisan kecuali ke gereja.

Kenyataannya masih banyak dari kita tidak sungguh-sungguh menyisihkan saat-saat memuliakan dan mensyukuri rahmat Tuhan. Tidak semua melaksanakan kewajibannya berjamaah. Bahkan hari Jum’at menjadi hari macet Jakarta karena orang kantoran memanfaatkan wira-wiri Jakarta di saat istirahat siang yang ekstra panjang. Hari Minggu gereja-gereja juga tidak penuh dengan umat yang datang ke Misa seminggu sekali.  Lalu apa lagi yang dilakukan kalau tidak memanjakan diri sendiri, mengijinkan menikmati hari libur untuk bersenang-senang dan lupa siapakah yang menyelenggarakan ini semua bagi hidup kita?

Mungkin kita menyalahkan Farisi yang menegur Yesus yang wira wiri di hari Sabat, jelas-jelas Yesus melanggar aturan hari sabat. Saat Yesus bekerja kita ikut bekerja, dan sayangnya sampai sekarang Tuhan tidak pernah berhenti bekerja, buktinya bumi masih berputar dan manusia masih banyak yang lahir dan harus mati. Sibuk sekali trafik di Surga antara yang harus datang dan harus berangkat. Doa siapa yang didengarkan… wuih.. pasti riuh rendah 24 jam ya? Kok kita boleh istirahat sementara Tuhan tidak pernah berhenti bekerja melimpahkan rahmat?

Aturan manusia dibuat untuk beristirahat dan merenungkan rahmat Tuhan, agar manusia – kita-kita ini , tidak lupa akan asalnya. Bahkan mereka yang tidak percaya pada Tuhan pun tetap dapat menghirup udara segar dan menikmati hari-hari kehidupannya. Nah kalau aturan itu sendiri dilanggar, yang rugi ya manusia sendiri. Ia cenderung merusak dirinya karena tidak memelihara kesehatan imannya. Iman yang sehat membawa fisik yang kuat. Kesenangan diri hanya membuat manusia tamak tidak pernah puas akan dirinya, termasuk sampai merusakkan hidupnya sendiri.

Kalau murid-murid yang sedang setia melayani bersama Yesus dianggap melanggar aturan Sabat, padahal mereka sedang bersama Tuhan Yesus; lalu bagaimana kita yang tidak juga memuliakan Tuhan tapi juga tidak mengikuti Yesus setiap harinya? Kita termasuk pencuri hari Sabat dong? Mari kita mulai dengan komitmen diri untuk berhenti sejenak setiap jamnya, hanya untuk beberapa saat mengucap syukur betapa baiknya Tuhan memberikan kesempatan hidup dan memberikan teman-teman dan keluarga yang ada disekitar kita. Tuhan adalah pemilik hari Sabat, juga pemilik hari-hari lainnya, Dialah yang layak diagungkan dan disembah sepanjang hari kehidupan kita. Bukan hanya sekali seminggu, bahkan bukan hanya sejam sekali setiap minggunya. Biarlah setiap nafas hidup kita memuliakan Tuhan.

=============================================================================================

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus (2:23-28 )

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum dan sementara berjalan murid-murid- Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutny a?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat,”

Leave a Reply

Required fields are marked *.