Fiat Voluntas Tua

Perlunya Pengenalan

| 1 Comment

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dibacakan tanggal 23 Des. 2008 mengenai perolehan suara terbanyak sebagai cara penentuan anggota legislatif hasil Pemilu 2009, telah menjadikan banyak calon legislatif (caleg) tak bisa tidur. Ada apa gerangan? Adalah kakak saya, orang Manado asli tapi tinggal dan kerja di Jakarta, bernomor urut 1 dari partai…(dilarang promosi, hehehe) untuk duduk di Senayan dari daerah pemilihan (dapil) Propinsi Sulut. Tadinya dia semangat dengan nomor urut ini, dengan pengandaian walaupun ia tidak tinggal di Manado dan tidak terlalu mengenal dan dikenal konstituen tapi teman-teman yang tinggal di dapil akan bantu mengumpulkan suara baginya. Ternyata dengan putusan MK semua caleg berpeluang jadi, akhirnya tiap caleg harus lebih turun lapangan untuk mengenalkan diri kepada konstituen di dapilnya. Tidak mengenalkan diri emang ada yang mau milih, egp deh, emang gue pikirin.

Tak kenal maka tak sayang. Tanpa pengenalan satu sama lain akan terasa aneh jika bisa terjalin kerjasama yang baik, apalagi bila menyangkut visi-misi penyelamatan dunia. Rajin-rajinlah mengenalkan diri kepada kiri-kanan, muka belakang, dimana saja kita berada, agar misi apapun yang akan kita emban akan berhasil dengan baik.

Injil hari ini memperlihatkan bagaimana Yesus di kenal dan bagaimana Ia mengenal calon muridNya. Adalah Yohanes yang ditugaskan Bapa untuk mengenalkan Yesus pada dunia. (Ay.35)Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (Ay.36)Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Yohanes mengenalkan pada muridnya, itu lho yang barusan lewat adalah Anak domba Allah. Istilah Anak domba Allah merujuk pada nubuatan perjanjian lama akan kedatangan seorang yang akan mengorbankan dirinya bagi penyelamatan umat manusia. (Ay.37)Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Murid Yohanes tahu bahwa gurunya, Yohanes, ingin mereka mengenal lebih jauh Sang Anak domba Allah itu. Maka merekapun mengikuti Yesus. Tiba-tiba Yesus berbalik, menengok mereka. (Ay.38)Tetapi Yesus menoleh ke belakang, Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Cara Yesus jelas, ketika Ia berjalan lalu rasanya ada yang ngikut nih, Ia tidak mengabaikan perasaanNya, Ia menoleh kebelakang. Ini penting, bukan asal merasa saja, tapi ini menyangkut feeling seorang pemimpin yang akan menjadi panutan orang banyak. Ternyata benar ada yang ngikutiNya. Ia tidak masa bodoh dengan orang yang mengikutiNya, Ia bertanya sebelum orang itu ikut lebih jauh dalam perjalananNya. “Apakah yang kamu cari?” Bertanya kepada calon pengikut sangat penting. Jangan sampai sudah jauh melangkah ternyata salah tujuan. (Ay.38) Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), dimanakah Engkau tinggal?” Wah, ini pertanyaan sangat spontan, jujur, lugu, kesannya agak kurang ajar. Lha koq bisa-bisanya baru ketemu udah nanya alamat dimana. Kebangetan. (Ay.39)Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Yesus ternyata suka orang yang spontan, jujur. Ditanya tempat tinggalnya Yesus bukannya tersinggung malah bisa mengerti keingin-tahuan murid tersebut. Yesus benar-benar tipe pemimpin yang bijaksana tidak membatasi keingin-tahuan orang yang mengikutiNya. (Ay.39)Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Tinggal bersama adalah salah satu cara kita bisa mengenal seseorang dengan lebih baik. Cara inilah yang dipakai murid-murid Yohanes untuk mengenal lebih dekat siapa Anak domba Allah itu. Tidak sia-sia pertanyaan spontan yang agak kurang ajar yang mereka ajukan kepada Yesus. Ternyata dengan mengetahui dimana Yesus tinggal dan tinggal bersama Yesus akhirnya mereka menemukan Mesias. (Ay.41)”Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Mesias yang berarti “yang terurapi” adalah Pribadi yang telah lama mereka tunggu untuk menyelamatkan mereka. Pertemuan dengan Mesias membawa dorongan kuat sekali bagi Andreas untuk mengikut Yesus, bahkan langsung mengajak Simon Petrus untuk ikut juga bersama dengannya. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (Ay.41)Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Pengenalan yang tiba-tiba tetapi diikuti tanya jawab yang jujur akhirnya menghasilkan seorang murid (=pengikut) mendapat seorang guru (=pemimpin) yang sangat cocok, sepadan untuk membawa misi penyelamatan umat manusia. Yesuspun akhirnya bertemu dengan murid yang menjadi cikal bakal bertumbuhnya gereja hingga saat ini. (Ay.42)Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Saudara, jika kita pemimpin apakah kita bisa sabar ketika pengikut kita dengan jujur bertanya segala hal yang menyangkut hak hidup orang banyak? Ataukah dengan kekuasaan kita kebiri hak tanya pengikut kita? Saudara, jika kita seorang pengikut seberapa kenalkah kita kepada calon pemimpin kita? Jika kita seorang pemimpin seberapa jauhkah usaha kita untuk mengenal pengikut kita? Tinggal 2,5 bulan lagi kita akan memilih pemimpin negara kita, pakailah hak kita sebagai pemilih dengan demikian kita telah turut bertanggung jawab akan masa depan negara kita. Masa depan negara adalah masa depan jutaan manusia. Semoga kita sadar pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar baik diantara yang baik.
Semoga.
Jansi
============================================================================================
Yoh. 1:35-42
(Ay.35)Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (Ay.36)Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” (Ay.37)Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (Ay.38)Tetapi Yesus menoleh ke belakang, Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), dimanakah Engkau tinggal?” (Ay.39)Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (Ay.40)Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (Ay.41)Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” (Ay.42)Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

One Comment

  1. M.SAID. CALEG PMB DPR RI Says:

    18 November 2008 at 12:04 am.

    # MUHAMMAD SAID. S.Ag
    # CALEG DPR RI PARTAI MATAHARI BANGSA (PMB) DAPIL GRESIK – LAMONGAN
    # Sebelum semua terjadi, mari kita sama2 introspeksi akan kekurangan dan keterbatasan kita masing2. Jangan pernah merasa paling pinter apalagi merasa paling benar sendiri. Segala sesuatu butuh penyelesaian yang arif dan memberikan solusi jitu dan “kepuasan” bagi semua. kita sama2 introspeksi untuk memperbaiki mental dan pola pikir kita, karena bagaimanapun juga Indonesia butuh pemimpin yang bermental MENGABDI UNTUK RAKYAT, memperjuangkan kepentingan RAKYAT dan benar2 bekerja
    menjalankan amanat RAKYAT, bukan untuk kepentingan sekelompok. Kalau kondisinya seperti ini terus kapan Indonesia akan bisa maju dan disegani oleh Bangsa Lain ???? zaman telah berubah. tantangan dan Issue global harus dapat kita jawab secara ilmiah. Mari kita bangkit !!!!!
    Rakyat butuh pemimpin yang mau peduli jeritan hati rakyat, bukan pemimpin
    yang “pinter” tapi minteri. Percayalah !!! masih ada jalan, jangan pernah menyerah sebelum bertarung dan jangan pernah skeptis banget dengan orang yang masih mau peduli dan punya niatan baik untuk berjuang ditengah2 morat-maritnya mental dan moralitas. Kalau semua ogah dan tidak peduli….justru ini akan menjadi kesempatan empuk bagi mereka yang memanfaatkan kesempatan.

Leave a Reply

Required fields are marked *.