Fiat Voluntas Tua

Yes I do, Yes U can

| 0 comments

Aku mau, jadilah engkau tahir.

Dari mana kuasa yang Ia peroleh sehingga penyakit kusta yang saat itu adalah penyakit yang paling membahayakan dapat disembuhkan seketika? Kita tahu bahwa orang kusta tidak boleh berada dalam radius tertentu dari orang sehat dan orang kusta itu melanggar aturan orang Yahudi. Yesus pun melanggar aturan ketika Ia menjamah orang kusta tersebut. Tapi belas kasihan yang ada dalam diri Yesus mengalahkan aturan yang ketat tersebut. Dan tepat disini renungan saya mulai. Ada kebutuhan mendesak untuk sembuh, bertobat dan saya mencari Tuhan maka aku melakukan hal yang semestinya aku lakukan, I come to the right place. Lalu saya tahu bahwa Tuhan mencintai saya sebesar apapun kesalahan saya, ada ungkapan yang mengatakan Allah membenci dosa tapi mencintai pendosa, saya. Disini konsep redemption, penebusan yang ditawarkan Yesus pada para pengikut-Nya dan Ia mau, maka pertobatan, penyembuhan itu terjadi. Sebagai bagian dari Bangsa Yahudi, Yesus tetap mentaati peraturan, Ia menyuruh orang kusta yang sudah tahir untuk memperlihatkan diri, melaporkan kesembuhan pada para Imam, jadi Yesus tidak melanggar peraturan pada hakekatnya karena belas kasihan adalah “traits” keIllahian dan bagi kita Dia Allah Putera.

Lalu kembali pada pertanyaan awal saya, darimana kuasa yang diperolehya? saya bayangkan dari tempat sunyilah karena dalam keheningan Dia berbicara dengan Allah Bapa yang dikasihi-Nya, maka dalam kesunyian tempat yang sepi itulah Dia menemukan Allah Bapa yang memberiNya kuasa dan kekuatan. Maka aku bangun pagi dan dalam kesunyian sepinya pagi aku bercengkrama dengan Allah ku dan menimba kekuatan dan kuasa untuk mengalahkan pengaruh jahat. Maka aku memuji Allah senantiasa. [Jeffry Dompas] ===========================================================================================

Bacaan Mrk 1:40-45

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Leave a Reply

Required fields are marked *.