Fiat Voluntas Tua

Laki-laki Menangis

| 0 comments

Betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!

Kalau perempuan menangis itu biasa, mereka bisa menangis dalam berbagai kesempatan. Lagi sedih mudah menangis, hati gembira pun menangis, bahkan melihat film dan tivi saja bisa mbrebes mili karena terharu. Begitu perasaan tersentuh, kanal di sekitar mata langsung bocor dan banjir. Begitulah jawaban Tuhan (mungkin) saat menjawab pertanyaan malaikat karena ‘kesalahan penciptaan’.

Lalu apakah laki-laki tidak boleh menangis? Saya rasa bukanlah dosa atau aib bagi laki-laki menangis. Beruntunglah kami karena bapak-ibu tidak pernah melarang anak-anak laki-lakinya untuk menangis. Its ok to express your feeling, its ok to cry if you think it helps you. Menangis merupakan bagian dari ekspressi dari perasaan dalam hati manusia seperti kita tertawa saat kita bahagia atau melihat sesuatu yang lucu. Suami saya sendiri termasuk yang punya hati yang mudah tersentuh, saat menonton film yang mengharukan kami bisa berebut tissue mengusap air mata. Kalau sudah menangis, dada yang tadinya rasanya sesak dan penuh agak sedikit bisa berkurang menjadikan hati rasa sedikit lebih lega.

Maka kalau sampai Yesus menangis, pastilah situasi yang dihadapinya begitu menekanNya bahkan menghancurkan hatiNya sehingga Ia  tidak dapat menahan diri  untuk tidak menangis. Yesus mengetahui apa yang akan terjadi dengan kota Yerusalem di tahun-tahun mendatang. Kota yang menjadi tempat berdirinya Bait Allah, kota yang begitu diagungkan dan dikuduskan masyarakat Yahudi. Tetapi juga kota dimana karya keselamatanNya dimulai dan dilanjutkan murid-muridNya, untuk kemudian menuju ke  Judea, Samaria sampai ke ujung-ujung bumi, kemudian hari dihancurkan. Yesus begitu sedih memikirkan Jerusalem, yang telah menolakNya, bahkan Dia mengingatkan pada para wanita yang menangisiNya saat memanggul salib. “Jangan tangisi Aku, tapi tangisilah kotamu dan anak-anakmu”.

Pada tahun 70 M, Jerusalem yang dikenal sebagai kota suci tiga agama besar -Kristen, Islam, Yahudi – dihancurkan Romawi. Pembantaian luar biasa terjadi, sekitar 90 ribu orang Yahudi yang masih hidup diangkut ke roma. Mereka dijadikan bulan-bulanan bangsa romawi di ‘amfiteater’ untuk diadu dengan singa-singa lapar. Ini semua terjadi seperti perkataan orang Yahudi yang menolak Yesus dibebaskan dipengadilan dengan berkata  “Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” (Matius 27:25). Akibat dari penolakan dan penghujatan terhadap Yesus sendiri maka malapetaka terhadap Yerusalem akan segera terjadi.

Jesuspun pasti menangis bila melihat apa yang dilakukan manusia saat ini, yang masih juga mengeraskan hati menolak rahmat keselamatan yang ditawarkanNya. Kekejaman masih terjadi dimana-mana. Kekerasan dalam rumah tangga merusak sendi-sendi kehidupan banyak manusia didalamnya, termasuk anak-anak dan pasangan yang disakiti. Manusia bisa lebih kejam dari binatang sekalipun bagi sesamanya. Seperti tidak ada hati dan airmata lagi melihat orang lain menderita karena perbuatan manusia satu dan lainnya.

Bisakah kita juga memiliki hati seperti Yesus, yang membayangkan apa yang terjadi pada seseorang di kemudian hari akibat penolakan atas rahmat Tuhan? Masih tahankah nurani kita melihat begitu banyak anak-anak tidak bisa bersekolah akibat kemiskinan, atau betapa banyak perut melilit dan hancurnya harapan hidup lebih baik saat terjadi penggusuran paksa ? Tidak adakah cara lebih manusiawi memperlakukan para TKW daripada memberlakukan mereka sebagai komoditi? Semoga tangisan kita tidak berhenti pada terharu tapi juga mencari upaya untuk memperbaiki keadaan seperti Yesus yang melawat umatNya, Ia menyelamatkan umat manusia dari keadaan yang mematikan.

Ia yang begitu murah hati bahkan menyediakan diriNya disalibkan bagi keselamatan semakin banyak orang, masih terus mengingatkan kita akan besarnya kasihNya. Semoga kita semakin mencintaiNya bukan karena takut akibat dari penolakan, tapi sungguh mencari sang Kasih itu sendiri. Ia melawat kita, Ia ingin menyelamatkan kita dari keadaan yang sungguh mematikan dikemudian hari. Ia ingin menyelamatkan Jerusalem, tapi ternyata Jerusalem menolakNya dan akhirnya menderita kesengsaraan… sampai sekarang. Semoga kita tidak berhenti memberitakan kasih Tuhan membantu satu demi satu kerabat disekitar kita mendapatkan rahmat Tuhan yang memberikan damai sejahtera. Sehingga Yesus juga tidak menangisi kita, keluarga kita, perusahaan, masyarakat dan negara kita. Bahkan kita bersama yang lain membuat Jesus tersenyum kembali dan berkata : Inilah hambaKu yang setia !

====================================================================

Bacaan Lukas 19:41-44

19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
19:42 kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.