Fiat Voluntas Tua

Tanda Zaman: Think Globally, Act Locally

| 1 Comment

“Mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?

Berbahagialah kita yang hidup pada zaman ini, zaman dimana dunia terasa kecil sekali. Dunia yang ajubilah besarnya ini, walau masih terbilang kecil dibanding besarnya galaksi Bima sakti, ternyata bisa disinggahi dalam layar ukuran 14 “. Tinggal ketik sana sini, gunakan mouse, tinggal pilih mau ke negara mana saja. Ngobrol pun tinggal pasang camera ON.

Maka dalam sekejap kita bisa tahu apa yang terjadi di belahan dunia sana, baik di barat dan timur. Orang-orang yang sedang berjuang ditengah kesulitan pun tinggal menjerit dan seluruh dunia tahu dan mengambil sikap. Bahasa dan koneksi internet menjadi salah dua kendala kalau mau berhubungan dengan dunia luar secara instan. Sehingga mereka yang terhubung dengan koneksi internet dan memahami bahasa yang digunakan mayoritas, tentu lebih banyak bahasa yang dipahami maka benefitnya lebih banyak, maka kelompok inilah yang seharusnya menjadi yang terdepan untuk memahami tanda-tanda zaman. Dan seharusnya diharapkan juga mengambil sikap dan tindakan bijaksana karenanya.

Apa yang ingin kita ketahui tentang suatu hal bisa dicari perbandingannya di luar tempat kita tinggal. Mau tahu tentang politik, bisa dilihat alam demokrasi di negara yang sudah ratusan tahun menerapkannya. Mau tahu tentang kebijakan ekonomi, bisa dipantau juga langkah2 yang diambil tiap negara menghadapi krisis finansial. Mau tahu tentang lingkungan hidup, wah gak kurang banyak. Maka informasi yang dulu membutuhkan waktu lama untuk mendapatkannya sekarang bisa didapat kurang dari satu detik. Tapi menterjemahkan informasi yang masuk ke dalam aksi bisa membutuhkan waktu tahunan, perlu diresapi, dipahami, ditindaklanjuti dan akhirnya dilakukan dengan bersama-sama menjadi satu gerakan habitus baru.

Perikop hari ini mengingatkan kita bahwa bilamana kita bisa memahami dan menganalisa segala hal yang terjadi di dunia luar kota dan negara kita ini serta mengambil hikmahnya bagi bangsa ini, tentunya kita juga diharapkan menangkap apa yang berlaku dalam norma serta nilai-nilai yang dipraktekkan disana. Nilai-nilai seperti mencintai dan memelihara lingkungan hidup, tidak larut dalam hedonisme dan konsumerisme, pentingnya mengutamakan keluarga inti adalah tameng untuk narkoba, termasuk dalam nilai-nilai yang telah teruji dalam hitungan waktu. Akhirnya kasih lah yang dibutuhkan dan justru mengatasi segala-galanya. Ketahanan suatu bangsa ternyata sangat terpengaruh dengan ketahanan jutaan keluarga dalam memelihara nilai-nilai kasih didalamnya. Para pemimpin yang mumpuni besar dari keluarga yang saling mengasihi. Tetapi para kapitalis dan koruptor menjadi semakin menggurita karena terbiasa dengan egoisme pribadi dan tipisnya kepedulian sosial.

Dalam perjalanan hidup kita untuk kembali kepada Bapa, kiranya kasih harus dipelihara terus menerus, terutama bila banyak terjadi kesalahpahaman diantara kawan seperjalanan hidup. Tidak mudah memaafkan saat kita disakiti, tapi lebih sulit lagi minta maaf kalau kita memang bersalah. Maka bahasa kasih adalah bahasa universal yang berlaku mengatasi segala perbedaan suku, agama, ras bahkan bangsa. Bahasa kasih mendinginkan suasana panas akibat berbagai pertentangan karenanya. Lakukanlah selagi masih ada kesempatan bersama dengan rekan bisnis, pasangan hidup dan anak-anak, rekan sepelayanan, teman sekantor dan semua orang yang kita temui dalam perjalanan hidup. Bilamana hal ini dilakukan sedari muda maka akan lahir pemimpin-pemimpin yang punya wawasan luas baik di dunia bisnis, politik, pendidikan kesehatan dsb, tapi tetap santun dalam berpikir dan bertindak bijaksana bagi bangsanya.

Think globally act locally – masih berlaku kalau kita mau merubah bangsa ini punya gereget di tingkat dunia, dengan menerapkannya terlebih dulu dalam keluarga kita. Semoga.

====================================================================

Bacaan Luk 12:54-59

“Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”

One Comment

  1. Suatu ulasan yang bagus.

Leave a Reply

Required fields are marked *.