Fiat Voluntas Tua

Makam Nabi atau Mezbah Pengetahuan

| 0 comments

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.

Setelah mendengar diskusinya, membaca resensi dan mendengar anjuran beberapa teman, kami sekeluarga memutuskan untuk nonton “Laskar Pelangi”, sebuah film yang dibuat oleh sineas muda yang diangkat dari novel kisah nyata tulisan Andrea Hirata, tentang perjuangan sekolah anak-anak marjinal di pulau Belitung.

Cerita film tersebut sederhana, tetapi inspiratif dan sarat makna, sungguh menyentuh dan kebetulan daerah tersebut pernah menjadi satu propinsi dengan daerah kelahiran saya, sebelum memisahkan diri menjadi propinsi sendiri yaitu Bangka-Belitung. Seperti diajak bernostalgia kemasa lalu, dimana belajar berhitung menggunakan potongan lidi, main perosotan dipasir, dan sebagainya.

Lalu kapan belajar, terlihat sekali bagaimana seorang bu Muslimah dan pak Harfan, sang kepala sekolah mengajar anak-anak marjinal itu tidak hanya dengan pengetahuan tetapi juga dengan cinta dan semangat. Hasilnya sungguh luar biasa, walau dengan kondisi gedung sekolah meprihatinkan dan peralatan sekolah jauh dari memadai serta kekurangan buku, namun mereka dapat survive, bahkan mengalahkan anak-anak sekolah PN Timah yang berlebihan yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari lokasi mereka.

Ini kisah nyata, tampak jelas ketidak pedulian pemerintah Republik ini, yang lebih gemar mengeruk hasil timah di pulau tersebut dan mengambil serta menyimpan kunci pengetahuan bagi anak-anak bangsa dan membiarkan mereka bodoh sehingga menjadi kuli di PN Timah atau nelayan miskin. Para penguasa lebih baik membangun makam nabi-nabi daripada membangun mezbah pengetahuan.

Kepedulian sesama hanya diukur dari ekonomi, masih beruntung ada orang-orang baik yang diutus Tuhan untuk membantu, seperti Pak Zulkifli dan Ko Aliong pemilik toko Sinar Harapan yang selalu menyuplai kapur tulis, walau terlihat jengkel dengan anak-anak SD Muhammadyah Gantong yang terus berhutang tersebut.

Disisi lain, pentingnya pendidikan yang menekankan EQ (Emotional Quality) daripada IQ, sehingga keseimbangan kreatifitas begitu terjaga dengan baik, saat itu saya sangat menikmati sekolah yang lebih banyak bermain, daripada pendidikan saat ini yang memaksa peserta didik untuk terus belajar dari pagi hingga sore, lalu dilanjutkan dengan les, kursus dan ekstra kurikuler hingga malam hari dan semua itu harus diulang dirumah, membuat anak-anak tertidur kelelahan, ini sama seperi menciptakan robot-robot masa depan.

Sebagai bentuk protes saya terhadap kurrikulum saat ini, adalah dengan lebih banyak mengajak anak-anak bermain dan membaca buku-buku kreatifitas, daripada mengikut sertakan mereka pada segala macam les dan kursus yang mengurangi usia otak mereka. Terbukti nilai rapor anak-anak saya tidak pernah ada merah, walau tidak pernah juara kelas dan menurut saya itu juga tidak perlu.

Banyak orang berbangga ketika anak-anaknya yang belum cukup usia sudah mampu mengoperasikan komputer dan menjelajahi internet, dengan harapan akan menjadi bekal pengetahuan, tetapi mereka tidak paham akan bahayanya bunia maya tersebut. Ancaman kehidupan Moderen, bukan karena komputer yang mulai bisa berpikir seperti manusia. Tetapi ketika manusia mulai terbiasa berpikir seperti komputer.(Samsi Darmawan)

====================================================================

Bacaan Lukas 11:47-54

Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.

Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi. ”

Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.