Fiat Voluntas Tua

Jangan Sampai Muna

| 0 comments

“Kamu sendiri tidakmenyentuh beban itu dengan satu jari pun” — Pesta St Teresia perawan dan pujangga gereja

Teresia di masa remajanya adalah seorang gadis cantik dan mempesona. Orangtuanya khawatir akan kecantikannya, jangan-jangan ia mudah jatuh ke dosa serta menjadi korban nafsu seksual dari pemuda-pemuda yang tak bermoral, maka Teresia dititipkan di asrama putri yang dikelola oleh para suster. Tentu saja terjadi gejolak dan perubahan selama tinggal di asrama: ia merasa menderita dan akhirnya jatuh sakit. Namun dalam penderitaan dan sakitnya ia merasa disentuh oleh Allah, yang memanggilnya untuk menjadi suster/biarawati. Ia meninggalkan kemilauan duniawi serta tekun berdoa atau bersamadi. Ia memperbaharui gerakan Karmel agar kembali ke semangat semula/asli, dan untuk itu harus menghadapi banyak tantangan.

Mungkin mereka yang menjadi pengikut gerakan Karmel mengalami kemerosotan sebagaimana disabdakan oleh Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat :”menghayati aturan dengan mengabaikan keadilan dan kasih Allah atau menasihati orang lain,  sementara itu mereka tidak menghayati apa yang mereka katakan alias munafik”. Teresia sebagai ‘perawan dan pujangga Gereja’ dengan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan telah berhasil memperbaharui semangat atau spiritualitas hidup, yang telah luntur atau hancur karena gaya hidup liturgis atau formal/yuridis serta munafik.

Marilah kita dengan rendah hati dan bantuan rahmat Allah berusaha untuk setia dan konsekwen atas apa yang telah kita janjikan atau ucapkan, lebih-lebih dalam hal ‘keadilan dan kasih Allah’. Keadilan dan kasih rasanya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan: berbuat adil berarti mengasihi, mengasihi berarti berbuat adil, semakin berbuat adil berarti semakin mengasihi, semakin mengasihi berarti semakin berbuat adil. Marilah kita jauhkan dan berantas aneka gaya hidup liturgis atau formal/yiridis melulu serta kemunafikan; marilah setia pada panggilan, tugas perutusan dan pekerjaan kita masing-masing.
“Jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat …Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:18.22-23), demikian peringatan Paulus kepada umat di Galatia, kepada kita orang beriman. Ada Roh dan daging, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan sehingga menjadi ‘tubuh’, daging yang dijiwai atau dihidupi oleh Roh. Kita semua dipanggil untuk memfungsikan anggota-anggota tubuh kita sedemikian rupa sehingga menghasilkan keutamaan-keutamaan ‘kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri’.

Maka marilah kita kuasai anggota-anggota tubuh kita, bukan menjadi hamba anggota tubuh, untuk menghayati dan menyebarluaskan keutamaan-keutamaan tersebut. Jauhkan dan berantas aneka bentuk komersialisasi anggota tubuh demi pemuasan atau kenikmatan duniawi belaka atau kepentingan materialistis, seperti pelacuran atau mensejajarkan manusia sama dengan alat-alat produksi/mesin, dst.. , sehingga lahir dan menyebarlah kebejatan moral seperti “ percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21)

Marilah kita dengarkan dan tanggapi secara positif alias kita hayati bisikan atau sentuhan dari Roh, ajakan-ajakan untuk berbuat baik kapanpun dan dimanapun, sehingga kita semakin cerdas secara spiritual. Keutamaan-keutamaan di atas hendaknya dibiasakan dan dididikkan sedini mungkin kepada anak-anak, antara lain dengan kesaksian atau keteladanan dari para orangtua atau orang-orang dewasa. (Ign Sumaryo, SJ)

====================================================================

Bacaan Gal 5:18-25; Luk 11:42-46

“Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya. ” Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Ia menjawab: “Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun”

Leave a Reply

Required fields are marked *.