Fiat Voluntas Tua

Apa Yang Kau Cari, Maria ?

| 0 comments

Maria telah memilih bagian yang terbaik –Peringatan Bunda Maria Ratu Rosario

Pengalaman menarik ketika saya berada di ruang tunggu Airport Soekarno-Hatta Jakarta dan Ahmad Yani di Semarang. Waktu diumumkan lewat pengeras suara bahwa para penumpang dipersilakan naik ke pesawat, ada pemandangan yang aneh. Orang-orang berdesakan ingin masuk lebih dulu. Padahal di boarding pass sudah tertera nomor kursi yang akan diduduki. Masuk lebih dulu atau belakangan sama saja. Kursi tidak akan diduduki orang lain. Tetapi pemandang tergesa dan sedikit berebut persis seperti orang yang mau naik angkot atau bisa kota. Apa yang mereka cari?Apa yang kita cari? Pertanyaan itu juga ditujukan kepada kita semua. Tiap hari kita bergulat dengan masalah-masalah kehidupan kita, kadang hampir mirip seperti mesin yang terus berputar tanpa menyadari apa yang kita cari.

Santo Ignatius Loyola, mengajari kita dengan sebuah kalimat “Contemplativus is actione”, yang berarti kontemplasi dalam aksi. Lebih mudahnya lagi, kita diajak untuk mencari Tuhan dalam segala. Ajakan untuk
mencari Tuhan dalam segala ini muncul dari kesadaran bahwa hidup ini akan menjadi bermakna bila kita menemukan Tuhan dalam segala hal yang kita geluti. Dari ajaran Santo ini, kita bisa melihat perbedaan sikap antara Martha dan Maria. Maria telah menemukan siapa yang ia cari. Maria pasti bukan perempuan malas terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Martha, tetapi ia tahu tujuan segala sesuatu yang ia kerjakan. Ketika, Dia yang ia cari berada di hadapannya, Maria duduk menanggapinya tanpa kata. Ia menemukan yang dirindukan dalam pertemuan dengan Yesus. Itulah “contemplativus in actione”. Martha melakukan yang sebaliknya. Ia terlalu sibuk tetapi tidak pernah jelas, apa yang ia cari.

Ketika menghadiri pertemuan dengan para relawan PSE, saya bertanya,”Apa yang kita cari?” Yang kita cari bukan suksesnya sebuah acara sosial, banyaknya orang yang datang ke klinik, banyaknya dana yang bisa terkumpul. Bukan! Tetapi, lewat acara dan kegiatan di PSE, semua menjadi lebih beriman. Dalam pelayanan itu, kita menemukan Tuhan. Kita bisa bertemu dengan Tuhan kalau kita akrab dengannya. Bulan Oktober
kita bersama-sama berdoa Rosario. Dalam doa yang diulang-ulang itu, selain kita memanjatkan apa yang kita mohon, tanpa terasa keakraban dengan Tuhan mulai tumbuh. Sebenarnya, hal inilah yang mau dicapai dalam doa Rosario itu.

Dan kalau hari ini kita memperingati Bunda Maria Ratu Rosario, kita mau mendalami seorang pribadi yang tekun dan tegar dalam menggeluti hidup rohani sampai akhirnya ia sungguh akrab dengan Tuhannya. Banyak orang menggambarkan doa rosario itu seperti orang yang menggali sumur sampai akhirnya menemukan air yang memberi kehidupan sejati. Keakraban ini membuat Bunda Maria menjadi peka terhadap kehadiran Tuhan baik dalam peristiwa gembira maupun sedih, baik sakit maupun sehat, baik untung
maupun malang. Bahkan dalam hidup atau mati, Bunda kita tetap bersatu dengan Allahnya [R.Maryono, SJ]

=====================================================================

Bacaan Luk 10:38-42

“Ketika Yesus dan murid-murid- Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya

Leave a Reply

Required fields are marked *.