Fiat Voluntas Tua

Makan untuk Hidup or Hidup untuk Makan

| 0 comments

Banyak teman karyawan yang saya temui selalu mengeluh soal penghasilan dan pengeluaran tidak seimbang, dimana kenaikan pendapatan rata-rata 10% setiap tahun hanya untuk menjaga keseimbangan neraca biaya hidup setiap bulan saja. Hal ini menyebabkan teman-teman harus bersilat dengan segala jurus untuk mendapatkan penghasilan lebih yang tidak pernah cukup. Tentu saja tidak pernah cukup, karena peningkatan pendapatan juga diimbangi peningkatan gaya hidup, sehingga tanpa sadar keinginan konsumtif kita sudah menjajah tubuh. Mulai awal hingga akhir bulan kita bekerja untuk perusahaan yang notabenenya milik orang, kemudian diakhir bulan menerima gaji, dan harus kita bagi-bagi untuk disalurkan membayar cicilan atas kredit motor, kredit elektronik, kredit Handphone, kartu kredit dan biaya-biaya lainnya yang juga milik perusahaan (orang) lain, alhasil yang tersisa hanyalah untuk ongkos dan makan sehari-hari serta lembar kertas tanda terima gaji, begitu dan seterusnya.

Akibat dari kerja kelewat keras demi memenuhi kebutuhan hidup tersebut, kebanyakan kita menjadi lupa menjaga kebugaran tubuh, karena memang sudah tidak ada waktu lagi, beban fisik ditambah dengan beban psikologis dari kantor, istri, anak dan lain-lain, maka kita sudah mulai menumpuk penyakit dalam tubuh. Ketika penyakit mulai menguasai diri, maka segala cara akan ditempuh untuk menyembuhkannya, termasuk hal-hal tidak masuk akal atau konyol yang diperintahkan oleh dukun akan kita lakukan. Maka jangan heran jika ada orang yang punya kemampuan supra-natural bisa menyembuhkan akan ramai didatangi tanpa peduli agama, aliran, suku, ras dan golongan apapun, termasuk orang yahudi yang membenci Yesus sekalipun, tapi demi kesembuhan mereka rela mengakui Yesus adalah Mesias. Untungnya, menyembuhkan penyakit fisik manusia bukan tujuan utama-Nya, tapi menyembuhkan penyakit ego manusia atas dosa, agar selamat dari api penyucian adalah hal yang utama.

Catatan: Setengah dari perjalanan hidup manusia lebih pada mengejar harta, materi dan kesenangan dengan melupakan kesehatan, setengah dari sisanya mereka akan mengejar kesehatan dengan penderitaan dan melupakan hartanya –Samsi Dharmawan

===================================================================

Bacaan Luk 4:38-44

“Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu
menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea”

Leave a Reply

Required fields are marked *.