Fiat Voluntas Tua

Jealousy

| 0 comments

“Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”-Pesta St Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Kalau kemarin kekayaan bergandeng tangan dengan kesombongan, maka kali ini kesombongan bergandeng tangan dengan iri hati. Tidak mau kalah dengan yang lain, ingin merasa lebih tinggi, lebih dihargai dibandingkan orang lain adalah tanda iri hati sudah menguasai hati kita. Kalau yang lain menceritakan prestasi anaknya, wah… ibu-ibu yang lain berlomba juga membanggakan anaknya. Kalau ada yang mulai menceritakan vilanya, nah yang lain juga nimbrung deh. Apalagi kalau anak kecil sudah ngumpul dan saling membanggakan mainan miliknya. Mudah sekali iri hati dan cemburu itu menular ya ?

Begitu mudahnya iri hati dan cemburu menyerang kita, maka Yesus mengingatkan bahwa mereka yang tadinya menjadi pengikut Kristus yang setia bisa tersandung karena memelihara kecemburuan dan iri hati. Mereka yang terdahulu menjadi terbelakang. Yang tadinya mengutamakan Tuhan menjadi mengutamakan diri sendiri, bahkan menuhankan dirinya sendiri sehingga ia menjadi terbelakang.

Romo Maryo dalam renungannya hari ini mengajak kitauntuk mawas diri dalam memelihara kerendahan hati. Meneladani Yesus yang rendah hati “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendirim dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Fil 2:6-8 )

Mengosongkan diri antara lain berarti tidak mempertahankan keinginan, minar, harapan atau cita-cita sendiri, melainkan senantiasa membuka diri dan siap sedia menerima dan melakukan segala kemungkinan yang lebih baik serta menyelamatkan jiwa. Itulah kiranya yang dihayati oleh St Bernardus, sehingga ia kaya akan pengalaman rohani yang sangat berguna bagi sesamanya. kekayaan rohani atau menadi orang baik lebih penting daripada kekayaan ilmu pengetahuan atau harta benda, pandai atau kaya.

Dengan kerendahan hati dan ketulusan maka yang terakhir bisa menjadi terdahulu. Tapi dengan mengijinkan iri hati dan cemburu tinggal dalam hati kita, maka sebentar saja yang terdahulu menjadi yang paling belakang. Semoga kita memohon rahmat Roh Kudus untuk senantiasa memiliki kerendahan hati dan senantiasa mengosongkan diri dihadapan Allah. Dengan demikian kita bisa mensyukuri segala yang telah dilimpahkan Allah bagi kita, juga bagi orang-orang disekitar kita.

====================================================================

Bacaan: Mat 20:1-16a

“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya… Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu


Leave a Reply

Required fields are marked *.