Fiat Voluntas Tua

Kapan Merdeka dari Kemiskinan?

| 0 comments

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.

Berbagai macam lomba dipersiapkan untuk memeriahkan perayaan kemerdekaan RI di berbagai belahan bumi Indonesia, bahkan dimanapun ada orang Indonesia ngumpul seperti para tentara di Libanon. Dari anak-anak sampai orang dewasa ikut berbagai lomba. Ada lomba kelereng dengan sendok, karnaval dengan sepeda hias, lomba panjat pinang, gebuk bantal sampai lomba bakiak.

Untuk sekampung disekitar saya yang padat orang betawi, diadakan lomba mancing. Sengaja kolam renang dikorbankan untuk diisi dengan 20an kg ikan yang dibeli dari pasar. Hadiah nya ada 4 HP yang diperebutkan, biar rame lah. Jangan salah, gak mahal kok. Sekarang kan ada beli telur dapat ayam eh salah, beli SIM card dapat HP. Gak seberapa harganya dibandingkan kebersamaan warga.

Sejenak kita bersama-sama melupakan kesulitan dan kepenatan hidup di hari ini. Tapi kalau dipikir apa artinya keceriaan sehari ini dibandingkan pergulatan sebagian besar rakyat Indonesia selama menghadapi sisa harinya. Satu hari keceriaan dibandingkan 364 hari lainnya? Bolehkah mereka berharap semoga di perayaan Kemerdekaan tahun depan, mereka tidak terlalu miskin dibandingkan hari ini?

Berbicara soal jumlah rakyat miskin di Indonesia, ada perbedaan yang mencolok antara Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Bank Dunia mempublikasikan bahwa terdapat sebanyak 110 juta jumlah rakyat miskin di Indonesia, atau 48,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang sekarang ini terhitung 225 juta penduduk.
Akan tetapi, data dari BPS yang disampaikan oleh Deputi Statistik Sosial Dr. Rusman Heriawan menyatakan, diperkirakan jumlah orang miskin akan berkurang 2 persen dari angka saat ini, yakni 36 juta orang (Koran Tempo, 19 Agustus 2005). Artinya, jumlah orang miskin di Indonesia hanya 16 persen dari jumlah penduduk.[Sinar Harapan]

Terlepas dari argumentasi tiadahabisnya tentang besaran angka kemiskinan, belum lagi angka pengangguran, masalah ini adalah masalah bersama yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh semua pihak. Baik dari pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif termasuk juga rakyat didalamnya.

Pesan Bapak Kardinal dalam rangka ulang tahun tahbisannya, beliau menghimbau adanya kepedulian bagi mereka baik paroki ataupun lingkungan dan umat yang mampu untuk memberikan perhatian bagi mereka yang berkekurangan. Mari kita renungkan bersama di hari bahagia ini dengan keprihatinan. Kita upayakan bentuk terbaik sebagai tanda cinta kita pada negeri yang Tuhan berikan ini. Tidak ada manusia yang bercita-cita menjadi miskin. Paling tidak kita mau membangkitkan semangat untuk berjuang agar menjadi tidak lebih miskin lagi. Stop complaining and start thinking and working to make this country to be a better place to live.

semoga kita tidak selalu berpikiran bagaimana membuat diri semakin kaya di tahun mendatang, tapi  bagaimana kita membantu satu-dua orang keluar dari kemiskinannya sehingga kembali memiliki harga diri sebagai manusia seutuhnya. Kita lakukan yang terbaik sebagai warga negara Indonesia dan saat yang sama juga kita berikan yang terbaik sebagai umatNya khususnya sebagai pelaksana FirmanNya [Luk 4:18-19]
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

==================================================================
Bacaan di Hari Raya Kemerdekaan RI : Mat 22:15-21

22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?”
22:21 Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.

Leave a Reply

Required fields are marked *.