Fiat Voluntas Tua

Gw kan tau elu dulunya

| 0 comments

“Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”

Selasa kemarin saya datang ke pertemuan reuni akbar IKA UNPAR dan weekend ini juga ada temu kangen alumni IPA Tere. Wah kalau udah reuni bernostalgia deh … serasa lupa anak dan pasangan. Maka biasanya yang datang pasti tidak bawa pasangan. Yang terjadi biasanya bongkar-bongkaran cerita lama, kisah yang lucu yang nyebelin keluar dari perbendaharaan memory. Ada kawan lama yang sekarang pada jadi boss besar, dulunya sempat lupa sekolah bahkan nyaris DO. Komentar pun beragam :”Ternyata bisa juga lu ya, gw kan tau elu gimana dulunya.” Ada juga teman lain yang tidak percaya dan dengan menggoda minta bukti kartu nama si ‘boss’. Justru karena temen deket sedari muda, enak saja lah mengalir itu semua kata-kata banyolan yang membuat kuping merah. Maklum semua yang datang adalah teman-teman dijaman sama-sama susah kan? Sementara kalau dikantor ‘boss’ ini pastinya amat dihormati karyawannya, karena mereka tidak tahu latar belakang kehidupannya. Mereka hanya melihat statusnya saat ini sebagai atasan mereka.

Kita sering mengaitkan kejadian masa lalu yang kondisinya tidak ideal menjadi jaminan bahwa nantinya pasti berantakan. Kita sering lupa bahwa sesuatu bisa berubah karena ada kerja keras, ada impian dan ada rahmat Allah yang menyertai setiap orang yang berharap akan perubahan menuju perbaikan kualitas hidup. Tinggal kita mau memilih menerima atau menolak kesempatan mendapatkan rahmat penyelenggaraan Ilahi.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa manusia cenderung mengingat segala sesuatu yang negatif yang buruk dari masa lalu bahkan juga terhadap orang lain. Walaupun memang betul pernah ada sesuatu yang buruk terjadi, tetapi kita perlu tetap percaya bahwa dengan berjalannya waktu sesuatu yang lebih baik bisa terjadi. Perubahan menuju hal yang lebih baik adalah karya penyelenggaraan Ilahi, sumber kebaikan datangnya dari Sang Sumber Kehidupan. Setiap orang yang berkehendak baik pasti juga menerima benih baik dari Yang Di Atas. Maka kalau kita hanya bertahan pada yang lama, yang tidak ideal didalam pandangan kita, dan terlanjur memberi label ‘tidak sempurna’, maka kita termasuk menutup diri pada karya Ilahi yang memampukan mengubahkan segala yang tidak sempurna menjadi sempurna.

Orang-orang yang berpengharapan selalu berpikiran positif, termasuk melihat masa lalu dan kenangan yang tidak sempurna; mereka percaya bahwa sesuatu yang baik bisa terjadi di kemudian hari. Selalu ada harapan bagi mereka yang mau memperbaiki kehidupannya. Tetapi orang-orang yang berpandangan negatif, sering tidak percaya bahkan menghalangi datangnya kebaikan akan perubahan karena ketidakpercayaan mereka. Mereka menolak rahmat Ilahi karena tidak percaya bahwa dari yang tidak baik bisa diubahkan Allah menjadi baik dan berguna.

Marilah kita senantiasa terbuka akan rahmat Allah, Ia yang selalu menginginkan yang terbaik dari kita, Ia yang juga memberikan yang terbaik dari kita, turut berkarya dalam kehidupan kita. Sehingga walau di mata manusia begitu banyak handicap, kita percaya bahwa sesuatu yang baik pasti terjadi di kemudian hari. Kita selalu menanamkan harapan bagi setiap anak, setiap orang yang kita jumpai agar tidak berkeluh kesah akan kelemahan mereka, tetapi mengajak semua menerima rahmat Allah justru karena kita membutuhkannya diantara kelemahan yang ada. Kita pun berani berharap bahwa pasti ada perbaikan dan masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini, karena kita percaya masih ada orang-orang yang berkehendak baik yang berjuang bersama demi kebutuhan orang banyak.

Akhirnya kalau kita melihat diri kita sekarang, seraya menengok kebelakang, kok bisa begini ya padahal dulu aduuuh malu-maluin.. Hanya rasa syukur atas penyertaan Ilahi yang melingkupi hidup kita dan menyertai kita untuk semakin sempurna didalam pengenalan akan Tuhan,dan akhirnya membawa kita pada kehidupan yang lebih berkualitas. Thanks God for such a wonderful life !

======================================================================

Bacaan : Mat 13:54-58

“Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara- Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara- Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ

Leave a Reply

Required fields are marked *.