Fiat Voluntas Tua

Salah Benih atau Salah Tanah

| 0 comments

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Saya pernah lihat acara di Metro TV perjuangan petani PIR yang berusaha keras mengatasi kemiskinan dan kesulitan bertanam jagung. Lahan memang dipinjamkan, karena tidak memiliki tanah mereka menjadi buruh ladang istilahnya. Mereka berusaha menemukan dan menyilangkan benih jagung hibrida, dan akhirnya bisa didapat hasil yang baik. Kualitas jagung bagus, tahan hama dan panenanpun bisa lebih cepat. Celakanya ternyata cara primitif yang sukses ini, dihajar oleh ‘sistem kapitalis’ yang ada. Dengan alasan benih tersebut tidak ‘terdaftar’ di balai benih maka usaha para petani tradisionil ini dinilai ilegal. Akibatnya hidup mereka malah ada di balik jeruji besi selama 6 tahun !! Yang mana sebenarnya benih yang baik?? Benih temuan petani jelas hasilnya lebih baik dari benih jagung hibrida ‘berlabel’. Kedua jenis benih ditanam di tanah yang sama, di hutan milik negara. Jadi tanah yang baik membutuhkan benih yang prima dan dikerjakan oleh orang yang trampil bertani.

Injil hari ini menegaskan bahwa benih Kerajaan Allah sudah dijamin mutunya, bisa menghasilkan sampai seratus kali lipat. Baru bisa maksimal kalau dipenuhi syarat pertama, yaitu menemukan dan memperbaiki kualitas tanah sebelum ditaburkan benih. Kalau masih belum siap, ya lahan harus diolah dulu agar menjadi tanah yang baik. Kedua, perlunya para penggarap yang memelihara benih dan menjaganya dari burung gagak, ilalang dan batu-batu yang menghimpit tadi. Perlu kewaspadaan agar benih tersebut bisa leluasa tumbuh dan cukup air.

Siapkah hati dan diri kita menerima Firman Tuhan, agar kita dibentuk untuk menjadi serupa denganNya? Untuk menjadi lebih sabar, lebih mengasihi, lebih berpengharapan, lebih keras berusaha dan lebih rajin serta setia dalam kebaikan dan kebajikan. Kalau hati kita masih dipenuhi batu-batuan dan semak duri, gak heran lah sebentar juga benihnya terlindas tidak nampak lagi. Demikian pula apa upaya kita untuk menjadi pelaku Firman, apakah kita menyirami benih itu dengan doa setiap hari? Merenungkan SabdaNya dan menerima Ekaristi sesering mungkin?

Hal ketiga yang tak kalah penting, benih itu harus cukup kering dan siap mati sebelum diubahkan menjadi tunas baru yang membawa kehidupan baru. Terlalu banyak air malah bisa busuk dan mati. Maka kita harus siap untuk mematikan ego dan kemauan diri sendiri agar senantiasa merendahkan hati menerima pimpinan Tuhan. Siap untuk dibentuk menjadi lebih baik, hhmmm.. gak gampang merubah tabiat mudah marah menjadi penyabar.

Apakah mau menghasilkan dua puluh kali atau tiga puluh kali lipat, Tuhan tidak mempermasalahkan lagi. Setiap orang memiliki talenta yang berbeda. Yang jelas yang menerima banyak ya dituntut berhasil banyak dong. Jangan sampai kita membuat benih menjadi busuk dan dicampakkan. Tidak perlu juga iri hati satu dengan yang lainnya, karena masing-masing memiliki panggilan dan talenta berbeda.

Marilah kita persembahkan seluruh talenta yang Tuhan berikan untuk kembali digunakan bagi kemuliaan Tuhan, rela mendengarkan dan menyapa orang-orang disekitar kita terutama yang berkekurangan. Rela berbagi waktu dan menggunakan talenta untuk melayani orang lain. Kiranya kita dimampukan menjaga dan memelihara benih yang telah ditaburkan sebagai rahmat Tuhan agar menghasilkan berpuluh kali lipat dalam sisa hidup kita.

====================================================================

Bacaan Mat 13:1-9

13:1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Leave a Reply

Required fields are marked *.