Fiat Voluntas Tua

Pembibitan = Kaderisasi

| 0 comments

Menabur itu ternyata tidak mudah, pasti ada kemungkinan gagalnya, karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti kualitas bibit, kesuburan tanah, pengalaman cara menabur bibit, selanjutnya adalah bagaimana cara merawatnya, pemupukan, gangguan dari luar, hama penyakit dan lain-lain. Hal yang sama juga terjadi dalam aktivitas pelayan Gereja, dimana proses kaderisasi (baca: pembibitan) jauh lebih sulit lagi, karena sifat manusia yang demikian dinamis, kreatif dan unik.

Saat ini banyak pelayan-pelayan senior berteriak, bahwa Gereja kekurangan kader, tetapi hanya sebatas bicara dan berwacana, para senior itu masih enggan berbagi waktu, tenaga, pikiran dan materi. Padahal kaderisasis merupakan sebuah rangkaian proses yang panjang, dimulai dari pencarian kader (bibit) yang ternyata tidak sederhana, sedikit peminat, minimnya dukungan dan begitu banyak penolakan, merupakan tantangan tersendiri. Ketika proses pengkaderan dijalankan, masih juga terkendala dengan pengorganisasian, pengadaan dana, narasumber yang berkualitas dan cocok serta metoda. Hal terakhir yang paling sulit adalah follow-up (tindak lanjut) atau pemeliharaan dari hasil proses kaderisasi ini, kebanyakan diantara kita adalah mengabaikan proses follow-up, sepertinya selesai proses kaderisasi, tuntaslah pekerjaan. Padahal ini adalah bagian paling penting sekaligus paling sulit, maka janganlah heran jika Gereja hanya bisa mengumpulkan bibit dan menaburnya tetapi pihak lain yang menuainya.

Hasil akhirnya bisa ditebak, para pelayan senior semakin nyaring berteriak: “Gereja kesulitan mencari kader pelayan warta gembira dari Yesus”, yang didapat selalu dengan kualitas seadanya, karena yang mampu tidak mau dan yang mau tidak mampu, kalaupun ada yang mampu dan mau seringkali tidak punya waktu, dikenal dengan istilah pelayan Berani (Berbagi sana-sini) atau pelayan AK4L (Ah Ketemu Lue Lagi, Lue Lagi). NEKAD JUGA (NEmplok Kemana Aja Deh, Jang penting Untuk GerejA).

Itu semua kendala, dan kita tidak boleh berhenti memarahi kegelapan, solusinya menyalakan sebatang lilin, yaitu teruslah menabur dan menabur dimanapun juga, pasti ada yang berbuah baik berjumlah puluhan bahkan ratusan kali lipat, sekalipun dituai oleh pihak lain, hendaknya mereka juga menjadi penabur yang baik ditempat tersebut. Dengan niat yang baik, doa yang tulus, bimbingan Roh Kudus, percaya pada iman akan Yesus semua akan menghasilkan kebaikan.

Catatan:

Sering saya mendengar, banyak teman-teman yang berhasil dalam karier, bisnis atau menjadi terkenal atau menjadi orang penting adalah usahanya sendiri, bukan karena Gereja. Sungguh ini takabur sekali, karena Kepala dari Gereja adalah Kristus yang selalu mendampingi kita. Yang seringkali dituduhkan hanya menikmati ketika berhasil dan meninggalkan kita ketika menderita adalah manusianya atau lembaganya atau institusinya, jadi janganlah digeneralisasi.

Juga menjadi tugas kita agar mereka lebih banyak mendengar, tentunya sangat baik jika memberi kesempatan korektif agar tidak terulangnya kesalahan tersebut. Karena hasil belajar dari kesalahan jauh lebih berkualitas daripada belajar untuk tidak pernah salah. ( Samsi Dharmawan)

======================================================

Bacaan Mat 13:1-9

13:1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Leave a Reply

Required fields are marked *.