Fiat Voluntas Tua

Terima Mujizat Tapi Tolak Tobat

| 0 comments

Rupanya penyertaan Allah dalam kehidupan manusia seharusnya nampak pada kehidupan kota tempat tinggal mereka. Kalau diperhatikan dengan jeli maka taraf hidup keimanan penduduk kota sangat berpengaruh pada wajah dari kota itu sendiri. Berbagai kota didunia yang terkenal dengan kriminalitas yang tinggi, bahasa yang digunakan dijalan-jalan kota adalah kekerasan. Hukum rimba berlaku disana siapa yang kuat akan berkuasa dan menentukan aturan ‘main’.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus berkeliling ke kota-kota memberitakan kabar baik. ia juga menyembuhkan orang-orang yang sakit, yang buta melihat, yang lumpuh berjalan. Ada kesembuhan dan ada sukacita karena mereka keluar dan lepas dari penderitaan. Tetapi kalau tidak diikuti pertobatan, keterbukaan untuk menerima karya penyertaan Allah, maka semua mujizat kesembuhan dsb tidak akan ada artinya. Rasa syukur dan pertobatan pribadi akan mengijinkan karya Allah yang menghidupkan dan memperbaharui gerak langkah setiap orang.

Maka alangkah indahnya pertobatan yang disertai rasa syukur dan keterbukaan untuk diubahkan Tuhan. Seseorang yang diperbaharui hidupnya, selain ia disembuhkan dan dipulihkan, ia akan diubahkan menjadi orang yang lebih menyerupai Kristus.Kalau dulu orang-orang yang telah disembuhkan ini, ia bertobat dan bertumbuh menjadi pengikut Kristus yang benar. Maka ia akan berkeliling mencari, menyapa dan menyembuhkan orang-orang ‘sakit’ disekitarnya. Efek multiplier bisa bekerja disini, sehingga seharusnya dalam waktu tidak lama sebagian besar penduduk kota sudah dipulihkan, disembuhkan dan saling melayani satu sama lain.

Nah, kalau kota tempat kita tinggal masih ‘sakit’ , buta akan rahmat Tuhan, bahasanya kekerasan dan nyawa begitu murah, tidak menjadi semakin baik hari demi hari. Ini juga disebabkan karena orang-orang yang sudah mengalami mujizat, yang telah dikunjungi dan disapa Tuhan, yang telah disembuhkan,yang telah ditolong keluar dari penderitaan, tidak mau menerima karya Allah selanjutnya. Jangan-jangan kita yang tinggal di Jakarta ini termasuk orang-orang seperti di Khorazim dan Betsaida yang sudah dipulihkan tapi memilih tetap keras kepala, bertumbuh dengan kemauannya sendiri, dan tetap menjadi ‘selfish’. Akhirnya tidak berbalik kepada rahmat Tuhan, dan tidak membawa dampak yang baik bagi kota tercinta.

Maka biar ada seribu Kebangunan Rohani, atau sejuta retret diadakan setiap minggu, tapi tidak disertai dengan adanya tindak lanjut pertumbuhan iman para peserta, mereka yang telah mengalami mujizat akan kembali kepada kehidupannya yang lama. Semoga kita yang telah dipulihkan dan disembuhkan, terus mengambil sikap tobat senantiasa. Selalu siap dengan rendah hati untuk dibentuk dan diubahkan menjadi sempurna seperti Kristus. Semper Reformanda.

====================================================================

Bacaan Mat 11:20-24

11:20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
11:21 “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
11:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
11:23 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
11:24 Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.