Fiat Voluntas Tua

Antara Doa & Sedekah

| 0 comments

“Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”.

Pada dasarnya manusia gemar melihat dan dilihat, apalagi kalau terlihat lebih baik dibanding yang lainnya. Terlihat lebih ‘mampu’ atau terlihat lebih ‘mapan’. Maka semakin banyak sarana dan prasarana untuk memuaskan keinginan manusia ini. Mau gonta ganti baju, mobil,HP dsb, Semua ada, tinggal pilih dan kuat-kuatan kantong lah. Selain itu ada juga yang memilih supaya kelihatan lebih rohani dengan mengikuti berbagai ziarah, baik dalam dan luar negeri. Ternyata wisata rohani adalah bisnis menggiurkan juga karena ada juga yang 6-7 kali berziarah dalam setahun. Mungkin biar doanya makin afdol ya. Kasihan juga mereka yang gak mampu bayar biaya ziarah, apa doanya gak sampai ?  Ada juga umat yang mencak-mencak hanya karena namanya atau jumlah sumbangannya salah tulis di warta paroki. Jadi sebenarnya untuk apa memberi sumbangan? Yang begini ini rasanya kualitas doanya perlu dipertanyakan.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa semua kegiatan agama itu perlu tapi tidak untuk dilihat orang, tidak untuk mendapat kesan ‘baik’ di mata orang. Doa itu perlu sebagai tanda ketergantungan kita akan Sang Pencipta. Sedekah juga perlu sebagai tanda solidaritas kita bagi orang-orang miskin, janda dan anak yatim. Maka sebenarnya memang tidak relevan bila hal doa dan sedekah ini ingin ‘dipertontonkan’ didepan yang lainnya. Toh manusia lainnya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kesucian dan kedermawanan kita. SWGL… So Wat Getu Loh..

Disisi lain, mereka yang kehidupan doanya tertib biasanya juga memiliki hati yang mudah tergerak untuk memberi.  ‘Buah’ doanya  dirasakan oleh orang-orang disekelilingnya. Dari perbuatan mereka yang ringan tangan menolong, kita bisa tahu bagaimana kehidupan doa mereka. Dari perkataan mereka yang keluar, jarang sekali menyakiti orang lain, bahkan nyaris tidak mempergunjingkan orang lain. Tanpa gembar gembor kapan ia berdoa, berpuasa dan memberi sedekah, ‘aura’ nya sendiri juga sudah membawa perbedaan. Mereka membawa kemuliaan Bapa : kerendahan hati dan kemurahan hati pasti menyertai orang-orang ini. Kalau hubungan kita sangat intim dengan Allah, maka kita seperti dilingkupi cintaNya. Cinta itulah yang menggerakkan kita untuk senantiasa mencari cara untuk bisa berbagi dengan orang lain. Cinta ini pula lah yang membuat kita takut untuk berbuat dosa dengan menyakiti orang lain. Gak percaya? Coba deh rasakan sendiri…

==================================================================

Bacaan; Mat 6:1-6.16-18 )

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.