Fiat Voluntas Tua

Kasihilah Musuhmu (dari Samsi Darmawan)

| 0 comments

Benar apa yang dikatakan oleh Yesus, kualitas kita sebagai pengikutNya harus lebih daripada yang lain, kalau cuma bisa baik terhadap orang baik tetapi membenci orang jahat atau hanya berdoa dan membela untuk keluarga atau sahabat tetapi menyumpahi orang-orang yang dianggap musuh, sepertinya kita tidak berbeda dengan mereka yang Atheis.

Seorang umat paroki berkeluh tentang perjalanan hidupnya yang kian sulit, padahal keluarganya rajin beribadat, rajin doa lingkungan, selalu ikut aktif dalam pelayanan, selalu kolekte dan menyumbang. Tetapi mengapa akhir-akhir rejeki yang didapatnya jauh dari cukup, ditambah lagi dengan anak-anaknya yang sakit bergantian hingga ada yang perlu diopname, suami di PHK, sekarang cuma bisa ngojek atau jadi supir angkot. Disisi lain ada keluarga yang jarang ke Gereja, tidak pernah hadir dalam doa lingkungan, tidak pernah terlibat pelayanan, kalau berderma pelit dan sulit untuk didatangi kerena pintu pagar selalu terkunci dan jarang dirumah, tetapi punya rumah dimana-mana, kendaraan ganti baru terus, hidup berkelimpahan, rejekinya berlebihan, rasanya Tuhan tidak adil.

Seperti itukah? Dalam logika manusia, hal ini ada benarnya, tetapi jika ditelaah lebih jauh dan jujur pada diri sendiri, ternyata kita yang tidak jujur dalam membangun relasi dengan Tuhan. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, semua mahluk hidup mendapatkan cahaya matahari yang sama, udara yang sama, air yang sama, tanah yang sama dan waktu yang sama, Tetapi cara kita mengatur pemberian Tuhan itu yang tidak sama, sehingga hasil yang diterimapun menjadi berbeda.

Persoalan iman, aktif dalam pelayanan kemanusiaan, selalu berderma dan rajin berdoa serta banyak/sedikitnya rejeki, bukan merupakan konsekwensi logis atau sesuatu yang berbanding lurus, karena hukum Tuhan tidak sesederhana rumusan matematika 1 + 1 = 2, bukan pula seperti rumusan fisika teori relativitas E=MC2 yang rumit.

Catatan:

Seharusnya, jika kita rajin berdoa/beribadat tentu akan sering mendengar firman Tuhan, dengan mendengar firman Tuhan kita tahu hukum Tuhan mana harus diikuti dan mana yang harus dihindari, yang baik dan buruk, mana yang dibela dan mana yang dilawan, dengan demikian kita akan menjadi jujur dan tulus pada hati nurani dan diri sendiri, membuat hidup menjadi bersahaja, tentunya jauh dari segala penyakit akibat stress, menciptakan banyak teman dan rejekipun akan datang sendiri.

====================================================================

Bacaan: Mat 5:43-48).

“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:43-48),

Leave a Reply

Required fields are marked *.