Fiat Voluntas Tua

100 % Katolik, 100% Indonesia

| 6 Comments

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”

Pernyataan di atas terkenal sebagai idiom dari Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ, uskup pribumi pertama di Indonesia dan pahlawan nasional, dalam mengupas jati diri kekatolikan di Indonesia. Semua umat katolik Indonesia hendaknya mencapai kematangan dalam kehidupan iman, harapan dan cinta kasih. Dan bagaimana kita mampu mengolah keutamaan ilahi itu menjadi pelaku kemanusiaan dalam hidup berbangsa dan bernegara secara benar. Demikian maksud ungkapan tersebut, bahwa umat Katolik di Indonesia ini menyandang kewarga-negaraan Indonesia 100% dan kekatolikan 100%.

Maka kita mempunyai tanggungjawab dan kewajiban untuk membawa bangsa Indonesia menghayati nilai “bonum commune”, “non violent“, pro rakyat miskin, damai, makmur dan sejahtera. Kita sebagai umat Katolik tidak boleh duduk santai dan acuh tak acuh, bahkan melarikan diri dari permasalahan jalannya ketatanegaraan yang tidak karuwan dan yang mengakibatkan masyarakat kebanyakan mendertia baik secara fisik, psikis maupun rohani.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa kita yang masih di bumi selalu akan mencobai dan dicobai bahkan oleh keinginan-keinginan kita sendiri sehingga akhirnya membuat kita jatuh dalam dosa. Sudah jelas bahwa Yesus mengingatkan kewajiban membayar pajak sesuai dengan aturan pemerintah yang saat itu dibawah penjajah Roma. Niat jahat orang Farisi dan Herodian yang menunggu momen dimana Yesus mengajakmelawan kaisar Roma ternyata tidak terjadi. Peraturan pemerintah yang sah tidak boleh dilanggar termasuk oleh warga Yahudi.

Kitapun sebagai mahluk yang hidup berdampingan, perlu memelihara tatanan kehidupan bermasyarakat dalam berbagai aturan hukum. Tapi perlu kepekaan dan hati nurani, yang menyadarkan kita untuk tidak menawar-nawar, memilih aturan yang berlaku yang menguntungkan kita sendiri. Kalau masih bisa diatur gak usah bayar pajak. Kalau kepepet, gak perlu lakukan aturan agama. Hukum agama dan hukum manusia harusnya berjalan berdampingan; seperti koin mata uang yang dipegang Yesus. Koin saat itu memang ada tulisan lambang kaisar, tapi disisi sebaliknya ada tulisan tentang sang Pencipta dalam tradisi Rum. Bersatu tapi tidak menempel, terpisah tapi tidak terlepas satu sama lain.

Alm Uskup Oscar Romero dengan berani menegur para tentara yang menyerang rakyat sipil El Salvador dan memperlakukan mereka dengan semena-mena: “Saudaraku, Kalian adalah satu keluarga, dan engkau membunuh saudaramu sendiri. Tak satupun tentara harus tunduk pada perintah atasan yang bertentangan dengan kehendak Allah.” Maka kitapun tidak bisa juga memisahkan dan mengacaukan antara keduanya, melakukan apa yang menjadi kewajiban kita sebagai warga bangsa sama pentingnya dengan melakukan kewajiban kita kepada Tuhan. Hukum yang dibuat manusia hendaknya tidak bertentangan dengan hukum Allah. God knows best and never make any mistake. Kalau hal ini dilanggar, sudah dipastikan chaos yang akan terjadi.

Maka marilah kita berdoa agar seluruh jajaran pimpinan dan pemerintahan serta para pembuat peraturan sampai ke tingkat yang paling rendah memiliki hati yang taat dan takut kepada Sang Pencipta. Kita juga berusaha melakukan sebaik-baiknya apa yang menjadi kewajiban kita sebagai warga negara, sebagai guru, sebagai pengusaha, karyawan, ibu rumah tangga, pelajar dsb. Sebagai pelajar belajarlah sebaik mungkin , gak usah lagi menyontek. Sebagai ibu, persiapkanlah anak-anak menjadi generasi yang tangguh dan berkualitas; bukan generasi anak mama yang cengeng, manja en gak mau susah. Sehingga bisa terjamin kehidupan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera, masyarakat hidup nyaman berdampingan dalam segala perbedaan di bumi seperti di dalam surga.

==================================================================

Bacaan : Mrk 12:13-17

“Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia”

6 Comments

  1. Demikian maksud ungkapan tersebut, bahwa umat Katolik di Indonesia ini menyandang kewarga-negaraan Indonesia 100% dan kekatolikan 100%.

    Maka kita mempunyai tanggungjawab dan kewajiban untuk membawa bangsa Indonesia menghayati nilai “bonum commune”, “non violent“, pro rakyat miskin, damai, makmur dan sejahtera.

    saya sangat senang ungkapan ini,.. thx,..
    GBU

  2. apakah muatan yang terkandung dalam 100% katolik dan 100% indonesia ?

  3. Tulisan yang menarik, mohon ijin untuk mengutipnya dalam artikel buletin yang saya buat..
    Makasih

  4. Silahkan di copas. Semoga bs menjadi berkat bg yg lain. Tolong cantumkan sumbernya saja. Selamat melayani.

  5. Keren, mbak artikelnya…ta’ share linknya di fb…buat 17-an juga…
    aku suka sekali kata2 alm romo sugiyo ini…so simple tapi dalam untuk direnungkan dan sudah seharusnya menjadi perenungan kita semua…terima kasih mbak sudah membantu menguraikannya dengan kata2 sederhana tapi mengena…

  6. monggo jeng, semoga kehidupan kita juga seperti mata uang yang semakin berharga karena semakin menjadi katolik 100 % dan sebaliknya juga semakin indonesia 100 %. Terima kasih sudah mampir di blog saya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.