Fiat Voluntas Tua

Farewell to get well

| 0 comments

“Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi.”

Kemarin saya menghadiri Misa Requiem seorang umat paroki di gereja. Tidak ada yang menyangka bahwa diusianya yang masih belum lanjut, ia telah meninggalkan anak-anaknya yang masih muda. Walaupun telah menderita sakit beberapa tahun terakhir, tapi bila saat ‘perpisahan’ itu tiba, tetap saja membuat kita tidak berdaya. Rasanya hampir tidakada perpisahan yang membawa suka cita.

Yang paling sedih adalah perpisahan dengan orang yang kita kasihi tapi kita tidak tahu apakah kita bisa berjumpa lagi seperti mengantarkan yang terkasih berangkat ke medan perang, atau bahkan saat orang yang terkasih pergi ke alam baka. Penghiburan kita adalah kalau kita melaksanakan pesan-pesan terakhir mereka; seakan-akan menjadi penghiburan bagi orang-orang yang ditinggalkan. Maka kepergian mendadak tanpa meninggalkan pesan menambah rasa dukacita dan kadang membuat kita merasa bersalah karena tidak memperhatikan saat-saat terakhir bersama orang yang kita kasihi.

Dukacita memerlukan penghiburan. Dukacita bisa menjadi sukacita kalau kita memiliki pengharapan akan akibat atau tujuan perpisahan itu. Seorang anak terpaksa berpisah dari orangtuanya untuk sekolah ketempat lain demi masa depan yang lebih baik. Sedih bagi sang ibu membayangkan anaknya seorang diri di tempat yang asing. Tidak bisa memeluk dan membelai dikala anaknya sakit dan susah. Seorang kepala keluarga harus terpisah dari anak istri karena mendapat tugas di tempat yang jauh. Tapi penghiburannya adalah pengharapan bahwa mereka akan berjumpa lagi dengan keadaan yang lebih baik.

Injil hari ini mengingatkan kita, kalau Yesus tidak meninggalkan murid-murid, mungkin Injil tidak bisa tersebar seperti sekarang. Justru karena Ia yang mempersatikan para murid telah wafat dan kemudian bangkit, Ia mengirimkan Roh Kudus sebagai Roh Penghibur bagi para pengikutNya. Mereka menjadi kembali berani mengajar dan bersaksi akan Kasih Tuhan, dan karena dikejar dan diburu mereka terpencar ke berbagai kota dan desa. Semakin terpencar dan ditekan, justru Kabar Sukacita semakin di beritakan.

Maka dalam setiap duka cita dan penderitaan, kita perlu meminta rahmat penghiburan agar kita selalu bersemangat menapaki hidup yang telah dikaruniakan kepada kita. Masih banyak yang harus dilakukan bagi kita yang ditinggalkan. Tapi kalau kita terus berduka cita, kita tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya membuang berbagai kesempatan yang datang. Dengan disertai Roh Penghibur, semangat kita dihidupkan kembali seperti para rasul yang semakin berani mewartakan Kasih Tuhan ditengah berbagai tantangan. Tugas perutusan Tuhan Yesus telah selesai di bumi, demikian juga orang-orang yang kita kasihi satu persatu dipanggil Tuhan karena tugas merekapun telah selesai. Marilah kita terus mewartakan Kasih sebagai tugas perutusan kita. Kita tidak ditinggalkan berjuang sendiri karena Roh Penghibur menyertai kita sampai selesai…sampai Requestat In Pace

===================================================================
Bacaan :Yoh 16:5-11

“Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab
itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.