Fiat Voluntas Tua

Semangat Berbagi dan Berkorban

| 0 comments

Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah”

Hare gheneee… masih ada kah orang bermimpi dan berkehendak baik? Kita bisa apatis melihat kondisi sekeliling kita. Masih adakah harapan bagi bangsa ini? Begitu banyak orang kelaparan, tertindas dan tertawan kemiskinan dan kebodohan, penjara semakin penuh melebihi kapasitasnya. Penyakit aneh bermunculan dimana-mana sementara pelayanan kesehatan semakin jauh dari sempurna. Maraknya acara berbagai idol di media TV menjadi jalan pintas untuk keluar dari kesesakan hidup.

Masih kah ada yang berani bermimpi dan berkehendak baik? Masih kah ada guru-guru yang berani punya visi bagi anak-anaknya? Masih adakah anggota DPR yang mengutamakan kepentingan orang2 terpinggir dan tersisih karena modernisasi? Masih adakah dokter yang tidak komersiil? Kalaupun ada pasti mereka menghadapi tantangan berat justru dari kolega2nya. Mereka seolah bertindak sendiri melawan arus mempertahankan kemurnian dan ketulusannya. Acara TV seperti Kick Andy mestinya ditayangkan lebih sering untuk menumbuhkan semangat untuk berkorban demi cita-cita yang luhur. Kita perlu informasi perjuangan anak bangsa model begini agar bisa menular ke banyak orang.

Orang-orang seperti ini perlu berjuang menyangkal diri, agar sungguh-sungguh tidak ada titik celah dimana mereka bisa dihantam-balik. Mereka harus menyalibkan dan mengorbankan keinginan pribadi, keinginan untuk menjadi tenar dan kaya, bahkan kadang harus mempertaruhkan keselamatan diri dan keluarganya. Mereka akan berhadapan dengan berbagai situasi yang akan pelan tapi pasti berusaha ‘membunuh’ ide dan impian yang indah tadi.

Sangkal diri dan pikul Salib, atau kita sebut semangat berbagi dan berkorban, bukan pekerjaan mudah. Perlu dilatih sejak dini sehingga tidak melahirkan manusia2 melempem, generasi Kidadult, tidak mau susah dan maunya instan. Kalau menghadapi tantangan kehidupan saja sudah keok, dimana porsi iman? Apalagi kalau kita menghadapi pilihan yang mempertaruhkan iman kita sendiri, berani kah kita memilih hidup susah tapi tetap beriman daripada hidup ‘makmur’ tapi meninggalkan iman?

Kristus telah mengingatkan kita sekali lagi, siapkah kita yang telah dibayar lunas olehNya, mengambil sikap teguh untuk terus beriman kepadaNya? Kristus telah membagikan hidupnya dan berkorban bagi kita agar kita memperoleh hidup kekal. Perjalanan Kisah Para Rasul menunjukkan, semakin iman ditekan, semakin Kabar Sukacita disebarkan ke berbagai tempat. Kalau diperhadapkan kepada penderitaan karena mempertahankan iman akan menghasilkan pertumbuhan iman bahkan Kabar Sukacita tersebar, why not? Marilah kita saling mendoakan agar tetap teguh beriman, bila saat itu tiba.

==============================================================

Bacaan ( Yoh 15:26-16:4a)

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” “Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka
bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat,
bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.