Fiat Voluntas Tua

Nyawa Saringan: Karena Hosti Diselamatkan

| 0 comments

(Diterbitkan di Majalah Shalom Betawi edisi 2006)

Disebuah rumah, nampak  seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun, Nana, sedang asyik main sendirian di belakang sebuah mobil. Ia bermain masak-masakan dengan pura-pura menggoreng daun-daunan di mainan plastiknya. Berkali-kali ia mondar-mandir mengambil daun, bunga dan air di kebun. Ibunya yang sedang mempersiapkan botol minum bagi bayinya yang baru lahir, menatap nya sambil tersenyum dari jendela dapur. Tiba-tiba tanpa disadari siapapun terdengar mesin mobil menyala, dan dengan perlahan tapi pasti mobil tersebut bergerak mundur ke arah Nana yang sedang jongkok.

Ibunya yang melihat kejadian tersebut berteriak histeris dan jatuh pingsan tak kuasa menahan keterkejutannya, tak terbayangkan anak sulungnya ada di belakang mobil yang dikendarai suaminya tercinta.

Jeritan dan tangisan Nana terdengar samar oleh sang ayah, tetapi dia tidak mengira bahwa anaknya ada dibawah mobil karena semua kaca jendelanya tertutup rapat. Dengan perlahan ia memundurkan mobil nya sampai ….ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya …… ia melihat anaknya Nana masih dalam keadaan jongkok, berada didepan mobil sambil menangis dan memegang kepalanya.

Ia sangat terpukul dan langsung membuka pintu dan lari mendapatkan anak sulungnya. Diperiksanya sekujur tubuh putrinya,…. aneh bin ajaib tak segores lukapun ditubuhnya bahkan tak setetes darahpun keluar. Ia menangis mengucap syukur pada Tuhan dan meminta ampun atas keteledorannya.

Ia teringat doa yang diucapkannya beberapa hari yang lalu, saat pastor paroki memintanya mengantar hosti ke Kaliurang untuk umat yang tidak bisa merayakan Natal di gereja. Ia bimbang karena istrinya baru melahirkan dan kembali dari rumah sakit sedangkan pembantunya sedang ijin pulang kampung. Apakah ia bisa meninggalkan istrinya dengan dua balita di rumah? Ia hanya berdoa ”Tuhan Yesus aku bersyukur masih bisa dipercaya untuk mengantarkan Engkau kepada umatMu, kupercayakan anak dan istriku kepadaMu. Dan berkatilah mobil yang Kau naiki ini sehingga tidak mencelakakan siapapun.”

Siapa yang tahu bahwa mobil itu nyaris mencelakakan putri sulungnya, bahkan saat dikemudikannya sendiri ? Bisakah anda membayangkan tingginya kolong mobil dan bandingkan dengan tinggi anak 2 tahun yang sedang jongkok? Sejak kejadian di awal tahun 60an itu mereka trauma, tidak boleh seorangpun memundurkan mobil ke garasi/rumah. Supir harus menghadap kedepan garasi. Hal serupa pernah terjadi di Jakarta di tahun 90an, dan sang anak tewas seketika menjadi korban keteledoran ayahnya.

Dalam perjalanan hidup Nana, ibunya dengan sabar mengingatkannya untuk bertahan dalam tiap pergumulan. ”Kalau Tuhan mau, Ia sudah memanggil kamu pulang kembali disaat kamu berumur 2 tahun”, demikian selalu ucapan ibunya untuk membuat sang anak tegar dalam iman.

Puluhan tahun berselang, kedua pasutri tersebut sudah kembali ke rumah Bapa. Mereka tidak memahami saat itu apa yang akan terjadi kemudian dengan anak sulungnya. Tetapi sekarang mereka dapat melihat dari Surga bahwa Nana kecil sudah melayani umat sebagai Prodiakon. Karena Hosti ia diselamatkan selagi kecil, dan sekarang ia membagikan hosti kepada umat. Secara logika hidup nana tidak bertahan sampai dua tahun, ternyata Tuhan berkehendak lain. Fiat Voluntas Tua, aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan Mu.

Leave a Reply

Required fields are marked *.