Fiat Voluntas Tua

NATO : No Action Talk Only

| 0 comments

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu

Belajar bergaul dengan birokrat dan teman2 di dunia politik, membuat saya berani mengambil kesimpulan bahwa mereka juga manusia yang gak beda dengan teman2 sesama pengurus di gereja dan LSM2. Ternyata dimana-mana ada saja orang2 seperti kelompok Farisi dan Ahli Taurat. Seperti bacaan hari ini, mereka termasuk kelompok elit dan terpandang dalam masyarakat. Ada yang ‘muna’ – munafik , ada yang UUD – Ujung Ujungnya Duit, ada yang cuek bebek gak punya “sense of urgency” sebagai pejabat, ada yang malu minta naik jabatan tapi gak rela lengser padahal gak mampu apa2. Tapi ada juga yang diam2 berkarya luar biasa, punya hati yang tulus, jauh dari pemberitaan media, bahkan rela dikucilkan kawanannya sendiri gara-gara menanda tangani petisi menolak uang amplop. Ada yang muslim, nasrani, ada yang non partisan juga.

Kemarin saat melintas dijalan, saya baca spanduk salah satu parpol : “Tingkatkan pelayanan, raihlah dukungan”. Saya jadi mikir, kalau begitu “pelayanan” jenis apa yang ditingkatkan? Rakyat melayani pemimpin atau pemimpin yang melayani sesama pemimpin? Apakah di kantor kita memilih melayani perintah boss atau melayani pelanggan dan supplier? Kadang karena takut dianggap ‘melawan’, kita sudah ‘buta’ dalam membedakan apakah boss kita ini sungguh melaksanakan perintah Tuhan seperti Injil hari ini: service oriented.

Bila mau jadi perusahaan besar dan ternama jadilah pengabdi masyarakat, yang peka dengan kebutuhan rakyat sekitar. Konsep CSR Corporate Social Responsibility yang jadi trend beberapa tahun terakhir ini, adalah tanda kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Demikian juga konsep ESOP, Employee Stock Option Plan, adalah indikator kepedulian perusahaan terhadap karyawannya terutama yang berprestrasi.

Bertumbuh besarlah bersama-sama dengan masyarakat, dengan karyawan. Konsep yang tidak baru ini, bukan temuan Harvard, tapi sudah dikenalkan ribuan tahun lalu melalui Injil. Tumbuh dan maju bersama ini hanya bisa dilakukan bila ada semangat melayani, ada keinginan mendengarkan lebih dari pada didengarkan, mau turun tangan “cuci piring” dari pada memberi perintah.Seorang pemimpin, atau mereka yang ingin menjadi besar,menjadi nomor satu, memang dituntut untuk “walk the talk” , melakukan apa yang dia ucapkan (= kotbahkan).

Jadi jangan heran kalau banyak pemimpin berguguran, gak lolos ujian iman dan integritas, karena tidak melakukan apa yang ia katakan. Semakin tinggi cemara, semakin besar pula anginnya. Semakin berisi padi, semakin merunduklah dia. Diperlukan kerendahan hati untuk menerima dan memeriksa setiap tindakan kita sekecil2nya. Would you?Sekar, si bungsu saya, benar-benar malaikat kecil yang selalu mengingatkan saya: You promise me that you will be home by 9… ooppss! Atau lain waktu : Ok bunda,you can borrow my cellphone with 3 conditions, tidak terima SMS banyak2, not talking over the phone toooo long, and always have spare time with family. … wah merah juga kuping dengernya, sementara suamiku senyum2. I know this is not my daughter’s request only, this is God’s voice through her. Its a warning signal for me to slow down…. Sekarang terserah pada saya, mau pegang janji apa tidak. Kalau gak bisa pegang janji dengan anak, apa bisa pegang janji konstituen nantinya? Jangan-jangan saya bisa jatuh seperti yang “muna” tadi.. ihiks

Our God is soo creative, He can use anybody or any condition to give us a warning signal especially for you who wants to be a true leader. Jadi sebaiknya kita belajar untuk lebih banyak berbuat dengan sedikit kata-kata, lebih peka dengan setiap “warning signal”….Action First, Talking – talking later laaah…

=======================================

Bacaan : Matius 23, 1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gif mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gif Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gif Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gif Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gifBarangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. http://www.ekaristi.org/bible/images/px.gifDan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Leave a Reply

Required fields are marked *.